Selasa, 16 Juli 2013

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5 part 1

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5 part 1


Saat segala hal telah dilalui oleh Jung Yi dan Eul Dam, hal buruk yang akan menimpa mereka adalah kematian.

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5 part 1



Tae Do dan Prince Kwang Hae, keduanya mencoba untuk meyakinkan Jung yi agar Jung Yi bersedia untuk merelakan ayah nya menjadi bagian dari pengrajin keramik kerajaan. Jung Yi yang selalu berpikir bahwa menjadi pengrajin keramik kerajaan sangat menyusahkan. Mereka harus mengorbankan diri mereka untuk sesuatu hal yang belum tentu hal itu merupakan kesalahan yang mereka perbuat.

Sementara Kang Chul tetap berada dalam kelicikannya. Ia menyuruh kaki tangannya untuk membunuh Eul Dam. Seorang bangsawan yang menggunakan pembunuh bayaran yang sama untuk menghabisi dua orang yang memiliki keterkaitan, nantinya bisa menjadi boomerang untuk Kang Chul sendiri. See.


Jung Yi memperhatikan Eul Dam yang tengah memanaskan tungku perapian. Ia terus menerus berceloteh bahwa kerajinan keramik yang benar-benar menyeramkan. Pemikiran sederhananya tentang kerajinan keramik, berubah total. Ternyata kerajinan keramik bukan hanya sekedar digunakan sebagai peralatan untuk melakukan perjamuan. Namun lebih dari itu, kerajinan keramik memakan nyawa dan pengorbanan. Hal itu lah yang sangat dibenci oleh Jung Yi.

Jung Yi tetap menolak bila ayahnya menerima tawaran kerajaan untuk menjadi bagian dari pengrajin keramik kerajaan. Karena nantinya waktu yang dimiliki ayahnya akan habis untuk urusan kerajaan. Setelah mengucapkan semua hal yang membuatnya gelisah, Jung Yi pergi meninggalkan Eul Dam.


Jung Yi berharap agar Eul Dam menghentikan langkahnya, namun…. Tanpa sepengetahuan Jung Yi. Pembunuh bayaran yang diutus oleh Kang Chul lah yang akan menghentikan kehidupan ayahnya.


Pembunuh bayaran itu menunggu waktu yang tepat untuk dapat membunuh Eul Dam. Ketika Jung Yi engga berada di dekatnya, pembunuh bayaran segera melakukan aksinya. Setelah bersembunyi di atap perapian, pembunuh bayaran mencoba menghunuskan pedangnya kea rah Eul Dam.


Engga berapa lama kemudian, Jung Yi datang. Ia berteriak, seraya memegang keramik besar yang akan ia gunakan sebagai senjata untuk melindungi ayahnya. Melihat keberadaan Jung Yi, pembunuh bayaran tersebut segera menghunuskan pedangnya kea rah Eul Dam.

Namun Jung Yi datang, melindungi Eul Dam dengan memukulkan keramik besar tepat ke kepala sang pembunuh bayaran. Melihat ayahnya terkapar, Jung Yi segera mendekati Eul Dam.


Pembunuh bayaran tersebut geram, ia ditugaskan untuk membunuh Eul Dam. Namun bila ada pihak lain yang menghalangi jalannya, maka ia harus menggunakan pedangnya agar tugas nya berjalan dengan baik. Kegeraman itu membuat sang pembunuh bayaran mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan mengarahkan kea rah Jung Yi.


Dengan sekuat tenaga Eul Dam mendorong pembunuh bayaran, namun.. malang…. Eul Dam engga dapat melindungi dirinya sendiri. Hunusan pedang di bagian dadanya benar-benar membuatnya kehilangan kendali. Ia terkapar tepat di hadapan Jung Yi.

Pembunuh bayaran itu, hendak membunuh Jung Yi untuk yang kedua kalinya. Eul Dam yang mengetahui hal tersebut langsung bergerak cepat, ia bergerak melindungi Jung Yi. Hingga punggungnya terluka karena pedang yang menghunusnya. Luka dalam yang sangat parah.


Dalam keadaan genting seperti itu, Tae Do dan Prince Kwang Hae datang. Mereka datang tepat waktu. Kedatangan keduanya membuat sang pembunuh bayaran, berlari menjauh. Tugasnya sudah selesai. Dalam keadaan terluka parah yang dialami Eul Dam, engga ada harapan baginya untuk dapat bersama dan membesarkan Jung Yi lagi.


Mengetahui kemungkinan tersebut, Jung Yi hanya menangis. Darah yang terus mengalir dari luka yang dimiliki Eul Dam, membuat Jung Yi berjanji pada ayahnya.


“Ayah. Maafkan aku. Aku salah. Ayah. Aku akan menuruti semua kemauanmu. Semua hal. Aku akan menjadi pengrajin keramik sesuai dengan yang kau impikan. Aku akan menjadi yang kau mau ayah. Jangan tutup matamu. Ayah..” Mendengar janji Jung Yi, Eul Dam yang mulai kehabisan nafas hanya bisa memanggil namanya.

Dan dalam hitungan detik, Eul Dam menghembuskan nafas terakhirnya. Genggaman erat tangannya mulai melemah, dan saat itu Jung Yi menyadari bahwa Ayahnya sudah benar-benar pergi. Engga bisa menerima kenyataan yang ada dihadapannya, Jung Yi menjerit. Ia memanggil nama Ayahnya.


Tae Do dan Prince Kwang Hee yang berusaha untuk menyudutkan pembunuh bayaran dengan pedang mereka, mendengar jeritan Jung Yi, keduanya menghentikan hunusan pedang masing-masing. Dan di saat itu, kesempatan bagi sang pembunuh bayaran untuk melarikan diri.


Tae Do dan Prince Kwang Hee panic mendengar jeritan Jung Yi. Prince Kwang Hee berlari kea rah Jung Yi, sedangkan Tae Do. Ia memutuskan untuk membalaskan dendam Ayah Jung Yi. Darah harus dibayar oleh darah, hal itu yang membuat Tae Do meneruskan niatnya untuk membunuh orang yang telah membunuh Ayah Jung Yi.


Tae Do berlari, pembunuh bayaran dan Tae Do saling mengejar satu sama lain. Namun, Tae Do berhasil menghentikan langkah pembunuh bayaran. Keduanya bertarung. Kemampuan Tae Do belum bisa menandingi kemampuan berpedang yang dimiliki oleh pembunUH bayaran yang ada dihadapannya. Engga diayal lagi, Tae Do harus menahan sakit karena beberapa kali ia terjerembab ke tanah, karena sulit menahan tangkisan pembunuh bayaran.

Dengan sekuat tenaganya, Tae Do berhasil meninggalkan luka sayatan di bagian bahu kanan dari pembunuh bayaran. Luka sayatan yang nanti akan memudahkan Tae Do untuk membalas dendam kepada orang yang telah membunuh Ayah Jung Yi, nanti, kelak lima tahun yang akan datang. Oooh Kim Bumie oppaa..

Hal terakhir yang pembunuh bayaran katakan pada Tae Do adalah “bersyukurlah bahwa aku tidak membunuhmu.” Ucap pembunuh bayaran tersebut yang kemudian pergi meninggalkan Tae Do.


Pagi harinya, Jung Yi terbangun dengan halusinasi bahwa Ayahnya masih hidup, dan kejadian semalam hanyalah mimpi baginya. Jung Yi masih demam, Jung Yi terkena demam tinggi dan semalaman suntuk Tae Do menjaga Jung Yi. Halusinasi yang ditimbulkan karena demam.



Jung Yi berlarian mengitari rumahnya, memanggil-manggil Eul Dam. Berharap orang kesayangan yang dipanggilnya memberikan balasan. Jung Yi mencari Eul Dam ke segala sudut, tempat pembakaran keramik, gudang bahan baku, di dalam rumah. Tapi, malang. Gadis kecil itu engga menemukan ayahnya.


Dan tepat, saat Jung Yi berada di tempat pembakaran dan pengeringan keramik, memori tentang kematian ayahnya semakin jelas. Hingga ia menyadari bahwa Ayahnya memang benar-benar sudah tiada. Jung Yi terjerembab, tangisnya kembali menyeruak. Tae Do merasakan yang Jung Yi rasakan. Meskipun ia belum pernah kehilangan orang yang sangat ia sayangi, namun kesedihan Jung Yi sudah cukup membuatnya menyadari, bahwa, betapa sakitnya bila  orang yang kita sayangi itu pergi.

“Ayah memang sudah pergi, oppa. Tapi ia masih tetap berada di sini. Di halaman ini, di dalam rumah, di tungku perapian. Ia masih di sini, sibuk dengan semua hal yang berkaitan dengan kerajinan keramik.”

“Namun, aku selalu merasa bahwa Ayah belaku aneh, oppa. Ia berada di sampingku, tapi ia tidak lagi bisa menghapus air mataku. Ia tidak bisa lagi membantuku berdiri saat aku jatuh. Ia masih di sini, oppa. Aku tahu, kesedihanku tidak akan membawanya kembali. Apakah aku harus juga mati agar aku bisa bersama ayah?”


Tae Do menggenggam tangan Jung Yi, ia berusah menghapus kesedihan Jung Yi dengan mengajaknya bertemu dengan Hwang Ryeong.


Tanpa sengaja, setibanya Jung Yi dan Tae Do ke toko milik Lady Kolektor, mereka bertemu dengan Kang Chul. Kang Chul yang tengah memberitahukan kepada Lady Kolektor bahwa Eul Dam diusir dari istana karena berkhianat. Engga ingin mendengar ayahnya dijelek-jelekan seperti itu. Jung Yi langsung datang melabrak Kang Chul.


Ia hanya ingin Kagn Chul meminta maaf atas segala hal kotor yang pernah ia utarakan terhadap dan tentang ayahnya. Hanya itu. Tapi Kang Chul, melihat Jung Yi yang berkata kasar kepadanya, ia semakin menjatuhkan nama baik Eul Dam.


Rasanya seperti tersayat sebilah pisau, lebih dari itu, ayahnya adalah segalanya bagi Jung Yi, rasa sakitnya membuat dirinya semakin membenci Kang Chul. Ia menantang, “Aku memiliki darah ayahku. Apakah, Jika aku dapat menjadi seorang pengrajin keramik tersohor di Joseon, apakah kau akan meminta maaf terhadap apa yang telah kau katakana mengenai ayahku?”

Mendengar hal itu, Kang Chul semakin mencemooh Jung Yi. “Apakah kau mencoba menutupi langit dengan tanganmu.” Cemoooh Kang Chul.


Jung Yi bertanya kepada lady kolektor, “Apa yang harus aku lakukan agar aku dapat menjadi pengrajin keramik tersohor di Joseon?”

Lady kolektor itu menjawab bahwa Jung Yi harus dapat menjadi pengrajin keramik kerajaan. Semua berawal dari sana. Namun, hal itu akan menjadi sangat mustahil bagi Jung Yi, karena orang yang memegang kekuasaan tertinggi pada level pengrajin keramik kerajaan adalah Kang Chul. Seseorang yang baru saja Jung Yi tantang dan tentang.


Jung Yi terkejut, akan sangat mustahil baginya untuk melaksanakan semua mimpi yang dimiliki oleh Ayahnya.
Lady kolektor menemukan peluang untuk menjadikan Jung Yi sebagai budak keduanya, ia menawarkan Jung Yi untuk bekerja bersamanya dengan bayaran yang sangat memuaskan. Bukan hanya itu, Jung Yi akan melupakan semua hal yang menyakiti hatinya, karena ia akan menjalani hidupnya bersama dengan Hwang Ryeong.

Gejolak dan ambisi Jung Yi untuk menjadi pengrajin keramik terhebat di Joseon, semakin besar. Ia menolak tawaran Lady Kolektor, “bukankah aku sudah bersumpah atas nama Ayahku. Bahwa aku.. aku akan menjadi seperti apa yang Ayahku inginkan.”


Jung Yi ditemani oleh Tae Do mengunjungi makam Eul Dam. Bunga liar dan tekad Jung Yi untuk menjadi pengrajin keramik tersohor di Joseon, adalah hal yang bisa Jung Yi berikan pada Ayahnya saat ini.


Jung Yi sangat mempercayai ayahnya, semua yang dikatakan Kang Chul adalah salah, Ayah Jung Yi adalah orang baik yang selalu mengajarkan kebaikan kepada Jung Yi. Jung Yi sangat mempercayai hal itu. Ayahnya tetap menjadi yang terbaik meskipun beberapa orang mengatakan hal yang sebaliknya.


Sepulangnya mengunjungi makam ayah, Jung Yi memperkuat tekadnya. Ia bahkan mencetuskan ide gila. Jung Yi menjelaskan kepada Tae Do, berharap Tae Do dapat mendukung idenya ini. Bila Jung Yi terus menerus berada di tempat dimana Ayahnya terbunuh, hal itu akan semakin melemahkan hati Jung Yi. Sulit baginya untuk menguatkan diri dan membangun mimpi ayahnya.


Hal yang bisa ia lakukan adalah, menutup semua kepedihan dengan berpindah tempat ke daerah yang menunjang dirinya dan mengasah kemampuan nol yang dimiliki Jung Yi dalam membuat keramik.

Orang-orang harus mempercayai bahwa Jung Yi telah mati, hanya Tae Do yang mengetahui bahwa Jung Yi masih hidup. Hal itu yang coba Jung Yi jelaskan pada Tae Do.


“Oppa, hanya lima tahun. Aku mohon, biarkan aku pergi. Dan selama lima tahun itu. Aku akan tinggal bersama guru dari Ayah. Di sana aku akan belajar bagaimana cara membuat keramik.” Ungkap Jung Yi.
Tae Do engga menyetujui ide gila Jung Yi itu. Beside, he can’t live without her -_-”

“Oppa, kau selalu melakukan apa yang aku mau. Kau selalu melakukannya Oppa. Kali ini saja. Hanya lima tahun. Jika kau tidak melakukannya, maka aku akan benar-benar menjatuhkan diri dari sini.” Ancam Jung Yi. Ia memundurkan langkahnya, hingga ketepian.


Tae Do pun menarik Jung yi dan memeluknya, seraya berjanji bahwa ia akan melakukan sesuai dengan apa yang Jung yi inginkan.


“Kita akan bertemu lagi di sini.” Jung Yi memastikan hal teresbut kepada Tae Do.


Sebagai bukti bahwa dirinya telah mati, Jung Yi melemparkan salah satu pasang sepatunya ke sungai. Membiarkan sepatu itu menggenang, dan mengalir ke hulu sungai.



Mereka menikmati kebersamaan mereka, lima tahun bukan waktu yang pendek untuk saling berpisah. Tae Do berkata dengan sungguh-sungguh, “Berjanjilah, bahwa setelah lima tahun, kita akan bertemu lagi di tempat ini. Dan kau tidak akan pernah pergi lagi.” Jung mengangguk.


“Aku berjanji, oppa.”


Tae Do memberikan sepatunya, dan Jung yi membiarkan Tae Do menjaganya untuk yang terakhir kalinya. Tae Do, mengikatkan tali agar Jung Yi dapat nyaman memakai sepatu miliknya.


“Kau bodoh. Bagaimana kau bisa pergi tanpa menggunakan sepatu? Maafkan aku bila aku harus melindungimu dengan cara sepertini.” Ungkap Tae Do. Menghindari kontak mata, karena sulit baginya untuk membiarkan Jung Yi pergi.


“Oppa. Kau tau, betapa bahagianya aku setiap kali kau menjagaku.” Jung yi tersenyum dan mereka berpisah. That’s hurt.
bersambung  Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5 part 2

0 komentar:

Posting Komentar

 

2011 Copyright Makal Linux