Selasa, 16 Juli 2013

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 4 part 2


Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 4 part 2







Di tengah pejalanan untuk menemui Jung Yi dan Tae Do, Prince Kwang Hee bertemu dengan Ayah Hwang Ryeong yang tengah membawa bahan baku untuk pembuatan keramik. Prince Kwang Hee menghentikan, Ayah Hwang Ryeong. Ia mengira bahwa Ayah Hwang Ryeong tengah menyelundupkan bahan-bahan untuk dijual di pasar ilegal.


Ayah Hwang Ryeong memang mengambil bahan mentah tersebut secara diam-diam dari persediaan bahan baku yang dimiliki kerajaan. Ayah Hwang Ryeong pun menjelaskan bahwa semua bahan baku pembuatan keramik ini adalah untuk Jung Yi, anak dari Eul Dam. Mendengar hal tersebut, Prince Kwang Hee tersenyum dan membiarkan Ayah Hwang Ryeong melakukan tugasnya.

Tae Do memberi tahukan Prince Kwang Hee bahwa Jung Yi sudah putus asa. Ia putus asa dalam membuat kerajinan keramik yang indah seperti yang dinginkan oleh Raja.




Prince Kwang Hee pun bertanya, hal apa yang dapat dilakukannya untuk membantu Jung Yi. Tae Do mengatakan bahwa untuk membantu Jung Yi, biarkan dirinya menemui Eul Dam. Tae Do harus membicarkan hal ini kepada Eul Dam. Sehingga Eul Dam dapat memberikan solusi yang terbaik.

Prince Kwnag Hee pun membawa Tae Do untuk menemui  Eul Dam. Agar dapat memperboleh kan Tae Do masuk ke dalam kawansan pejara kerajaan, Prince Kwang Hee mesti mengatakan bahwa Tae Do adalah pengawal peribadinya. Sehingga para pengawal dapat memperbolehkan Tae Do menemui Eul Dam.



Eul Dam prihatin dengan apa yang ia dengar dari Tae Do. Ia kemudian menyuruh Tae Do untuk memberikan lembaran kertas yang ia simpan, agar Jung yi dapat membacanya.



Prince Kwang Hee memang benar-benar akan menjadikan Tae Do sebagai pengawal pribadinya, ia bahkan bertanya, “Apakah kau akan menerima tawaran itu?”

“Apakah kau akan menjaga Jung Yi?” tanya Tae Do. “Bila Yang mulai sanggup melakukannya maka aku akan mekaukan apa yang kau katakan.”




Prince Kwang Hee menghela nafas, “Apakah sebuah keluarga seperti itu. Seorang anak yang melindungi ayahnya. Ayahnya yang melinduingi anaknya. Kakak nya melindungi adiknya. Adiknya melindungi kakaknya.”

“Kita melinduingi apa yang kita anggap sebagai hal yang sangat berharga dalam hidup kita. Kekayaan dan keuasaan, semua itu juga untuk orang-orang yang kita cintai. ” jawabTae Do.

Prince Kwang Hee, dalam senyumnya ia berkata bahwa tentu saja ia akan melindungi rakyatnya, termasuk melindungi Jung Yi.




Jung yi tertidur seraya mendekap keramik berbunga. Ia bermimpi bertemu dengan kakek guru. Kakek guru datang ke dalam mimpinya dan bertanya, “Apa yang menurutmu indah di dalam hidupmu? Bagi ku, arakhlah hal yang terindah di dalam hidupku, karena dengan arak semua nya menjadi indah. Mereleksasikan diri, arak juga dapat membuat kita mudah untuk berpikir. Nah, pikirkan apa yang membuat dirimu bahagia. Kehidupan yang bahagia. Mulailah dari hal tersebut.” Ungkap kakek guru.

Kakek guru benar-benar berhasil membuat Jung Yi menyadari hal yang sangat penting. Ia harus mengetahui hal apa yang benar-benar membuatnya bahagia. Jung Yi tersenyum, karena ia sudah mendapat jawaban nya.

Tae Do melaksanankan hal yang diamanatkan oleh Eul Dam. Ia mengambli selembaran berisikan kata-kata Eul Dam, dan memberikannya kepada Jung Yi. Jung Yi membaca selembaran tersebut seraya terisak.



“Jung Yi, tempat pembakaran keramik runtuh saat kau lahir. Ibumu menyalamatkan kita beruda. Dia saat menginginkan dirimu menjadi seorang pengrajin keramik yang tersohor di Jeseon.” Membaca surat dari ayahnya membuat Jung Yi menitipkkan air mata. Ia membasahi selembaran dari ayahnya dengan air mata. “Jung Yi, selalu percaya terhadap kemampuan dirimu sendiri. Lihatkan kedalam hatimu dan buatlah satu seni keramik sesuai dengan hatimu.”



Dengan kata-kata yang teriang-ngiang dingatan Jung yi, ia membuat perlahan demi perlahan satu kesenian keramik. Bukan hal yang emawh, Jung yi hanya membuat satu mangkuk kecil. Mangkuk kecil yang engga memiliki keindahan apapun. Namun bagi Jung Yi, mangkuk tersebut memiliki hal yang sangat istimewa. Karena ia menaruh seluruh hatinya di dalam pembuatan mangkuk kecil tersebut.

Pagi harinaya, Jung Yi mempersembahkan keseninan keramiknya kepada Raja. Sebuah mangkuk kecil. Raja memperhatikan mangkuk kecil yang biasa digunakan untuk menikmati teh tersebut. Ia pun meminta pendapat Kang Chun mengenai mangkuk tersebut. Kang Chung mengatakan bahwa, mangkuk kecil tersebut menjadi retak dibagian sisi-isisnya karena terlalu banyak zat garam.




Zat garam? Raja pun langsung menyadari bahwa, tanpa sengaja air mata Jung Yi jatuh membasahi sisi mangkuk kecil tersebut. Saat Jung Yi ditanya, hal apa yang paling indah di dunia ini bagi Jung Yi.
Jung Yi menjawab bahwa hal tserbut adalah kasih sayang orang tua. Jung Yi pun menjelaskan bagian-bagian terperinci mengenai mangkuk yang dapat mewakili rasa sayangnya kepada orang tuanya.


Jung Yi menyuruh Raja untuk membalikkan mangkuk kecil yang tengah ia pegang, di bagian bawah terbentuk bentukan keramik yang mirip dengan puting susu ibu, Jung Yi mengatakan bahwa bagian itu adalah bagian yang menggambarkan keindahan kasih sayang seorang ibu. Bukan hanya seorang ibu yang membesarkan anaknya, tapi anak pun dapat memahami kesusahan seorang ibu.




Dan dibagian mana yang menggambarkan dari kasih sayang seorang ayah. Keseluruhan dari mangkuk kecil itu adalah menggambarkan perjuangan ayah Jung yi dalam  membesarkan Jung Yi seorang diri.




Jung Yi yang sangat mengingingkan ayahnya dibebaskan pun berkata kepada Raja, “Yang Mulia, kau adalah ayah dari seluruh anak negeri. Merasakan apa yang mereka rasakan. Mengetahui perasaan seorang ibu. Dan melindungi mereka. Bila Yang Mulia menghukum ayahku, maka….. YANG MULIA tidaklah pantas menyandang gelar Raja.” Jung Yi menyentak kata-kata terakhinya.

Sentakan yang membuat semua orang di ruangana tersebut terkejut. Jung Yi sama sekali engga menyadari bahwa perkataannya tersebut akan membuat Raja marah. Kaki tangan Ratu pun segera memberikan nasehat kepada Raja, untuk menghukum gantung Jung Yi atas pebuatan buruknya kepada Raja. Semua orang yang ada di ruangan tersebut, mendukung kaki tangan Ratu.

Jung Yi menyadari kesalahannya, ia meminta maaf. “Ampuni aku yang mulia.”




Prince Kwang Hee membela Jung Yi, “Lalu bagaimana denganku? Aku telah memecahkan kendi pusaka tersebut. Yang Mulia. Ia telah kehilangan ibunya sama seperti aku. Ia telah membuat sebuah keseninan keramik dengan air matanya hanya untuk menyelamatkan ayahnya. Yang Mulia, aku memohon kebijakan yang mulia.”

Raja memberikan keputusannya. Mangkuk kecil tersebut berhasil meluluhkan hati Raja. Satu hal yang membuat raja tersentuh adalah “Kesetiaan dan kasih sayang kepada seorang ayah setara dengan kecintaan terhadap bangsa.” Hellow. Ppkn bo, ini.





“Kesungguhnamu dengan mengorbankan segala hal untuk menyelamatkan ayahmu telah benar-benar menggerakan hatiku sebagai seorang Raja Joseon.” Ungkap Raja, yang disetertai dengan runtutan mandat kebebasan Ayah Jung Yi, Eul Dam. Bukan hanya itu, Raja juga menghapuskan mandat terhadap diasingkannya Prince Kwang Hee dari kerajaan. Yeee. \^0^/ cheooonaaah

Mendengar hal tersebut, senyum menghiasi wajah Jung Yi dan Prince Kwang Hee. Prince Imhae dan Kang Chun muram mendengar keputusan Raja.

Semuanya selesai dan berakhir dengan baik.



Prince Kwang Hee menemui Jung Yi. Jung Yi berterimakasih terhadap apa yang telah Prince Kwang Hee lakukan, Prince Kwng Hee telah ada di disisi Jung Yi saat dihadapan Raja. Prince Kwang Hee mencoba menceritakan apa yang sebenanrya terjadi. Mengenai kendi pusaka yang telah rusak pada mulanya, pecahnya kendi pusaka tersebut bukan pecah karena Jung Yi.




Mendengar fakta yang terungkap seperti itu, Jung Yi kesal. Jadi selama ini, sebuah kendi tua pusaka yang engga memiliki kaitan dengan Jung Yi dan ayahnya, telah membuat keduanya hampir terjerumus kedalam hukuman mati. “Untuk sebuah kendi yang sama sekali bukan kami yang memecahkannya, aku dan ayahku hampir mati karena hal itu?!!!” Jung yi meninggikan suaranya.

Yang Prince Kwang Hee hanya bisa lakukan adalah meminta maaf. Namun permintaan maaf engga sebanding dengan apa yang telah Jung Yi dan Ayahnya lalui.

Di depan ruang tahanan, Jung Yi menunggu Ayah.


Ini bagian yang sukses buat saya nangis, engga ding, Cuma gondok gara-gara nahan tangis.




Melihat Eul Dam keluar dari penjara, Jung Yi langsung menghampiri Eul Dam dan memeluknya Erat. Keduanya menangis.


“Ayah, wajahmu menjadi seperti ini. Kenapa semuanya seperti ini. Ayah maafkan aku. Semua ini adalah salahku.” Jung yi menangis.
“Ini salahku. Karena aku telah gagal melindungimu.” Jawab Eul Dam.
“Ayah, maafkan aku, aku salah. Mulai seakrang aku akan melakukan apa yang kau suruhkan padaku. Jangan pernah meningalkan aku lagi, Ayah. Aku benar-benar takut.”
“Jangan menagis Jung-ah.”

Favorite. Scene ini indaaaaaaaaaaaaaaaaah bangeeeeeeeet T0T

Prince Kwang He sengaja memanggil Kang Chun untuk datang ketempatnya. Hal yang ingin dibicarakan oleh prince Kwng Hee adalah, Prince Kwang Hee sendiri yang akan memberikan petisi kepada Raja agar Raja memperbolehkan Eul Dam menjadi bagian dari pengrajin kesenian keramik kerajaan.


Mendengar hal tersebut Kang Chun naik darah. Hal licik apa lagi yang dipersiapkan oleh otak liciknya? Kang Chun berencana membunuh Eul Dam.




Kebebasan Eul Dam di rayakan oleh keluaraga Tae Do. Di kedai kecilnya, ayah dan ibu Tae Do mempersiapkan masakan yummy untuk menyambut kedantangan Eul Dam. Sweet~~~~



Ayah Hwang Ryeong menyebarkan gossip mengenai Eul Dam yang akan kembali menjadi pengrajin keramik di kerajaan. Ia engga mengetahui kalau dirinya tengah diperhatikan oleh Kang Chun dan Yook Do.



Ladi kolektor datang memberikan hadiah kepada Eul Dam. Ia berterima kasih karena telah mengajarkan Hwang Ryeong, sehingga Hywang Ryeong dapat bekerja dengan baik dibawah perinahnya.




Hwang Ryeong bertemu dengan Jung Yi. Jung Yi bunny berjingkrak melihat kehadiran hwang Ryeong.

Hwang Ryeong memberitahukan bahwa kedatangannya adalah karena lady kolekter yang menjadi manjikannya, memberikan hadiah kepada Eul Dam. Hadiah karena sebentar lagi, Eul Dam akan kembali menjadi pengrajin keramik di kerajaan.



Kang Chul benar-benar kejam. Ia menyuruh kaki tangannya untuk membunuh Ayah Jung Yi, Eul Dam.
So ladadidadi NOOOOOOOOOOOOOOOO……………………………………………

Bersambung.. Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5

0 komentar:

Posting Komentar

 

2011 Copyright Makal Linux