Sabtu, 06 Juli 2013

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 2 part 2

 Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 2 part 2


Yook Do mengetahui salah satu karya keramiknya hilang, ia mengetahui tentang adanya black market. Padahal, dugaan Yook Do benar. Salah satu karya keramiknya dijual secara illegal kepada pelanggan kolektor. Takut rahasianya terbongkar, ayah Hwang Ryeong sama sekali engga mengakui bahwa ia menjual salah satu kreasi keramik Yook Do di pasar gelap.

Yook Do amat sangat penasaran dnegan Yul Eul Dam. Ia bertanya pada Ayah Hwang Ryeong, siapa Yul Dam sebenarnya. Ayah Hwang Ryeong mengatakan bahwa, Eul Dam adalah pesaing ayah Yook Do, Kang Chun. Ia pernah bekerja di bawah kuasa raja. Yoo Dok kemudian menanyakan dimana keberadaan Eul Dam saat ini.


Hwang Ryeong mengatakan perpisahannya, ia engga akan pernah menemui Jung Yi lagi. Berterimakasih pada semua yang telah Jung Yi lakukan, terhadap persahabatannya, ia juga juga mengingatkan Jung Yi untuk menjaga ayahnya sendiri, mencuci pakaian saat malam hari dan semua yang berkaitan dengan urusan rumah tangga.


Di tengah perjalanan, mereka berpisah. Tae Do mengantarkan Hwang Ryeong dan Jung Yi tetap tinggal.


Jung Yi melambaikan tangan, memberikan salam terakhirnya, berharap Hwang Ryeong membalas lambaian tangannya. Namun, Hwang Ryeong sama sekali engga mengalihkan pandangannya, ia enga mempedulikan Jung yi.

Tae Do tetap mengantarkan Hwang Ryeong, ia menjaga Hwang Ryeong dari belakang. Di tengah perjalanan Hwang Ryeong berkata, “sampai di sini saja. Aku bisa meneruskan perjalanan ini sendiri.”


Hwang Ryeong mendekat ke arah Tae Do, sembari berkata, “Meskipun, meskipun aku menunggu, semua itu akan menjadi sia-sia. Kau tidak akan menjadi milikku selama Jung Yi tetap berada bersamamu.”

“Aku dan Jung Yi mengalir darah yang sama, Ibuku yang mengasuh Jung Yi. Jung Yi adalah adikku, kami hanya berteman.” Jawab Tae Do. Yep, yep. Eul Dam membiarkan Jung Yi di asuh dan disusui oleh ibu Tae Do. Yang berarti, di dalam darah mereka ada darah yang sama.


Saat ini mungkin Tae Do hanya berpikiran seperti itu, namun yang sebenanrya terjadi mungkin engga akan seperti itu. Kelak nantinya, rasa sister-brother bakal berubah jadi rasa yang terlarang. Euishihihih. Tae Do pun pergi meinggalkan  Hwang Ryeong.


Hwang Ryeong melihat kepergian Tae Do. Seraya menangis, Hwang Ryeong berlari ke arah Tae Do dan memeluknya dari arah belakang. “Kau mungkin tidak akan pernah membiarkanku berada dihatimu. Aku mohon kali ini saja, saja menolak rasa yang aku rasakan. Karena aku mungkin tidak akan pernah menemuimu lagi.” Ucap Hwang Ryeong sebelum ia melepaskan pelukannya dan pergi.


Engga ada yang bisa Tae Do lakukan, ia hanya melihat kepergian Hwang Ryeong. Dan membiarkannya pergi menjauh tanpa berkata apapun.


Seketika, gelap datang, Hwang Ryeong sampai di rumahnya. Rumahnya ricuh karena para Bandar penagih hutang datang menagih hutang kepada ayah Hwang Ryeong.


Hwang Ryeong engga tega melihat ayahnya dipukuli. Dengan keberaninaya, ia berkata agar para Bandar tersebut memanggil ketua mereka. Hwang Ryeong menjanjikan diri bahwa ia akan membayar semua hutang yang dimiliki ayahnya.

Saat Hwang Ryeong hendak dipukuli oleh para Bandar penagih hutang. Ketua dari Bandar tersebut datang. Eih~ Ketua dari Bandar tersebut adalah pelanggan kolektor keramik dari Kang Chun. “Apakah kau ingin bertemu denganku?” tanya Bandar penagih hutang, setelah beberapa saat lalu mendengar ucapan Hwang Ryeong.

Hwang Ryeong mengatakan bahwa ia akan membayar semua hutang ayahnya dengan kemampuannya dalam membuat keramik. Ia meyakinkan Lady Kolektor tersebut bahwa kemampuannya dalam membuat kerajinan keramik akan terus meningkat, seiring berjalannnya waktu. Jadi, engga akan sia-sia bagi kolektor tserebut bila memperkerjakan Hwang Ryeong sebagai ganti dari pelunasan hutang ayahnya.

Lady kolektor keramik tersebut, terkejut dengan apa yang ditawarkan oleh Hwang Ryeong. Tawaran yang amat sangat menggiurkan. Itu sama artinya, Hwang Ryeong membiarkan sepenuh hidupnya menjadi budak Lady Kolektor, ia bersedia membuatkan kerajinan keramik, demi untuk membayar hutang yang dimiliki oleh ayahnya.


JungYi yang engga bisa tertidur di kamarnya karena kerpergian Hwang Ryeong, ia pergi ke kamar ayahnya dan membiarkan dirinya terlelap di samping Eul Dam. Eul Dam menceritakan kisah dirinya dengan ibu Jung Yi. Jung Yi pun terlelap tidur dengan alunan cerita yang diceritakan oleh ayahnya. Eul Dam benar-benar menceritakan kisah drinya dan Ibu Jung Yi.


Kesesok harinya. Yook Do datang memeriksa keramik-keramik buatan Eul Dam. Melihat gelagat mencurigakan dari Yook Do. Jung Yi mengambil sapunya dan menjadikanya sebagai sengjata. Ia mengancam Yook Do untuk jangan mencuri barang-barang milik ayahnya.

Jung Yi bertanya, siapa sebenarnya Yook Do, Yook Do hanya menjawab bahwa dirinya adalah pembuat keramik dari kerajaan.

Girl, he is your brother.

Yook Do bertanya balik, siapa sebenarnya Jung Yi. Jung Yi dengan bangganya memperkenalkan dirinya sebagai anak dari pemilik keramik-keramik itu. Yook Do memperhatikan tingkah Jung Yi dari ujung kepala sampai ujung mata kaki.

Boy, she is your little sister.
Oh drama..


Eul Dam keluar dari tempat pembuatan keramik, dan Jung Yi mengatakan siapa yang baru saja datang. Melihat Eul Dam datang, Yook Do langung memperkenalkan dirinya. Kedatangan Yuk Do adalah untuk membatu Eul Dam dalam pembuatan property sesembahan. Eul Dam engga memiliki pekerja, bagaimana bisa ia menyelesaikan properti sesembahan itu dengan mengandalkan dirinya sendiri.


Maka dari itu, kedatangan Yook Do adalah untuk menawarkan, bahwa Eul Dam bisa mempergunakan barang-barang dan bahan-bahan baku yang terdapat diistana. Maka ia mengajaknya ke istana. Yook Do sangat ingin sekali mempelajari bagaimana cara membuat keramik dari Eul Dam.


Kesalahan Yook Do yang membuat Kang Chun marah adalah  hal ini. Seharusnya sebelum Yook Do memngundang Eul Dam ke istana, untuk menggunakan bahan mentah yang disediakan istana, Yook Do harus meminta izin ke pada Kang Chun.

Namun, Yook Do pikir, bukankah Eul Dam dan Kang Chun merupakan teman sepembuatan keramik, mereka bahkan saling menunjukan hasil seni yang terbaik kepada raja. Hal ini yang membuat Yook Do merasa, bahwa mungkin dengan mengundang Eul Dam ke istana, ayahnya akan senang, karena ia bertemu dengan kembali teman lamanya. Namun, Kang Chun marah. Yook Do sama sekali engga mengetahui hal apa yang sebernanya terjadi antara Eul Dam Dan Kang Chul.


Eul Dam meminta bantuan kepada Jung Yi dalam pembuatan kesenian keramik, mereka membuat keramik seperti tengah berdansa. That’s sweet.


Jung Yi bertanya apakah membuat keramik bersamanya, benar-benar membuat Eul Dam teringat terhadap ibunya. Eul Dam menghindari pertanyaan Jung yi dengan meninggalkannya.


Di luar, ia bertemu dengan Kang Chul. Kang Chul sengaja datang untuk memperingati Eul Dam bahwa semua yang Yook Do-anaknya katakan adalah tidak benar. Engga ada yang mempersilakan Eul Dam untuk kembali ke istanan, walau hanya membuat dan memakai bahan baku yang disedikan oleh istanan. Walaupun hal tersebut  adalah untuk bertujuan untuk kepentingan istana.


Mendengar hal tersebut, Jung yi geram. Ia pergi menemui Kang Chul. Jung Yi berkata kasar pada Kang Chul, ia menyuruh Kang Chul untuk meminta maaf terhadap kata-kata yang ia lontarkan pada Eul Dam. Jung Yi engga ingin melihat ayahnya-Eul Dam tersakiti, maka ia membela ayahnya. Niat nya itu, malah membuat Eul Dam marah, Eul Dam menyuruh Jung Yi untuk menghormati orang yang lebih tua saat berbicara.

Girl, he is your truly father.

Ahjusshi, she is your blood. Your own blood.  Your little daughter.

Drama.. oh .. drama.

Melihat kemarahan Jung Yi , Kang CHul malah mengolok-olok. Ia teringat bahwa bukankah Eul Dam pernah berkata, bahwa ia engga akan pernah menikah. Mendengar hal tesrebut, Jung yi betambah marah. Ia ingin menyebutkan siapa sebenarnya ibunya. Namun Eul Dam emenghentikan kata-katanya.

Eul Dam menyurh Jung yi masuk ke dalam.


Jung Yi heran, kenapa ayahnya sepert itu. Bukankah bila seharusnya ayahnya membela dirinya sendiri. Mengapa ia membiarkan dirinya diperalakukan rendah seperti itu.


Jung yi mengajak Tae Do berburu. Mereka harus berburu, kalau kalau nanti para pihak istana datang. Mereka akan kehilangan kesempatan berburu lagi. Namun Tae Do harus membantu ibunya terlebih dahulu, ia membiarkan Jung Yi pergi ke hutan sendirian, dan natinya Tae Do akan menyusul Jung yi.


Jung yi pergi ke hutan sendirian, di lubang tempat ia dan Prince Kwang Hee bertemu. Jung Yi merebahkan dirinya. Eih, hatinya benar-benar sudah terpikat oleh Prince Kwang Hee. Saat memikirkan bagaimana mereka berdua bertemu, Jung Yi teringat kembali bagaimana dirinya sampai berakhir memukul kepala Prince Kwang Hee.


Saat hendak kembali ke permukaan, tanpa sengaja Jung Yi melihat kedatangan Prince Kwang Hee. Tanpa pikir panjang, Jung Yi berlari menghindari Prince Kwang Hee. Ia engga menyadari, bahwa ia meninggalkan pedang kayu milik Tae Do di lubang tersebut.



Prince Kwang Hee terlambat, ia kehilangan jejak Jung Yi dan hanya menemukan sebilah pedang kayu yang tanpa sengaja ditinggalkan oleh Jung Yi.


Saat berlari, Jung Yi sama sekali engga mengetahui bahwa di depanya terdapat jurang. Untung saja, Tae Do datang dan menyelamatknaya. Ia memeluk Jung Yi dan melindunginya agar engga terjatuh ke dalam jurang tersebut.


Jung Yi kehabisan nafas, ia sangat berterima kasih kepada Tae Do. Ia berkata bahwa ia tengah dikejar-kejar oleh…….. belum sempat Jung yi mengatakan keselurahan cerita, Jung Yi melihat kedatangan Prince Kwang Hee.

Tae Do yang melihat kecemasan di wajah Jung Yi, ia langsung mengetahui bahwa Jung Yi takut bertemu dengan Prince Kwang He.


Jung Yi bersembunyi dengan bergelantungan di dahan pohon di pinggir jurang.



Untuk menyelamatkan Jung Yi, Tae Do berlari ke arah Prince Kwang Hee dan membiakan dirinya mengambil pedang kayu yang tengah dibawa Prince Kwang Hee. Ia mengambil paksa pedang kayu tersebut dan pergi menjauh. Melihat hal tersebut, Prince KwangHee mengejar Tae Do.


Tae Do engga berniat untuk mengganggu Prince Kwang Hee, ia lalu menyerahkan dirinya sendiri. Tae do berlutut di hadapan Prince Kwang Hee dan meminta maaf atas kesalahannya, karena telah mengambil paksa pedang yang tnegah dibawa oleh prince Kwang Hee.


Namun Prince Kwang Hee engga akan memaafkannya, Tae Do yang memulaiyat terlebih dahulu. Mengambil pedang orang lain, sama artinya mengajaknya orang tersebut untuk berduel.


Prince Wkang Hee menyuruh Tae Do untuk mengangkat pedangnya dan meminta Tae Do untuk bertarung mealawanya. Dengan terpaksa Tae Do menerima tawaran berduel tersebut. Dan dimulailah perkelahian diantara mereka.


Literally, Prince Kwang Hee kalah, karena pedang Tae Do menghunus punggung Prince Kwang Hee.Namun Tae Do hanya menggunakan pedang kayu, sedangkan Prince Kwang Hee menggunakan pedang sungguhan.
Ronde salenjutnya, Prince  Kwang Hee berhasil melumpuhkan Tae Do. Di bawah ancaman pedang Prince Kwang Hee, Tae Do berkata, “Aku kalah. Aku mengakui bahwa aku kalah.”

Prince Kwang Hee yang memiliki sifat -amat sangat baik berbudi pekerti luhur berbudiman berbangsa dan bertanah air- mengakui pula, bahwa sebenarnya dirinyalah yang kalah. Kalau saja Tae Do menggunakna pedang sungguhan, pasti Prince Kwang Hee sudah jatuh kalah. Oleh karena itu, Prince Kwang Hee meminta Tae Do untuk melakukan duel sungguhan, dimana keduanya menggunakan pedang sungguhan.

“Jangan pernah berputus asa semudah itu.” Bijak Prince Kwang Hee.

Tae Do bangun dan menatap Prince Kwang Hee dengan lekat, ia menimpali “Jika aku kalah, maka aku kalah. Aku tau apa yang aku lakukan. Aku mengerti dengan keadilan. Tidak ada kesempatan kedua, atau kesempatan lain. Aku sudah kehilangan buruanku karena kakakmu, sekarang aku kalah karena kau. I am scared of what I will lose next time.”


Boy, Prince Kwanghee will get your girl. Poor you, Tae Do-chan.

Setelah berkata seperti itu, Tae Do pergi meninggalkan Prince Kwang. Prince Kwang Hee merasa direndahkan, ia menghunuskan pedangnya di atas tanah.


Tangan Jung Yi terluka karena ia bergelantungan di atas pohon, tangannya berdarah, dan Tae Do berusaha untuk mengobatinya.

“Apakah sangat sakit?” tanya Tae Do.
“Sedikit”



Tiba-tiba saja, mereka mendengar suara aneh. Saat Tae Do,  mencoba mengecek ke arah sumber suara, ternyata ia menemukan seekor kuda.


Prince Kwang Hee kembali pada rombongan Istana. Yook Do bertanya, apakah hal yang Prince Kwang Hee cari sudah ia temukan. Prince Kwang Hee hanya tesrsenyum. Ternyata Prince Kwang Hee kembali ke hutan, bukan untuk berburu tetapi untuk mencari keberadaan Jung Yi. “Aku berharap menemukannya, namun sepertinya itu bukanlah hal yang mudah.” Jawab Prince KwangHee.


Tae Do memperlihatkan kuda yang ia temukan, wahaaa,, betapa senangnya Jung Yi melihat kuda tersebut. Ia mengangguk manis. Kuda merupakan salah satu komodita mahal bagi orang-orang seperti Jung Yi dan Tae Do.


Jung Yi berusaha untuk membujuk Tae Do untuk mengajaknya menaiki kuda, namun Tae Do enggan untuk membiarkannya.

Pada akhirnya, Tae Do pun membiarkan Jung yi menaiki kuda tersebut. Bahagia. Saya~~


Yook Do masih bekerja sampai tengah malam menyelesaikan pekerjaan kerajinan keramiknya. Kang Chul datang dan tersenyum melihat Yook Do yang masih terjaga. Kang Chul bertanya, hal apa yang membuat Yook Do sangat ingin berguru keapada Eul Dam.


Hal apa yang membuat kreasi keramik Eul Dam terlihat menarik dan unik. Yook Do menjawab, “Ia membuatnya dengan keteguhan dan melakukannya dengan sepenuh hati.”

Yook Do menyatakan bahwa ia sangat ingin berguru kepada Eul Dam. Hal itu membuat Kang Chul tersinggung, “jadi, selama ini apa yang engkau pelajari dariku.” Ungkap Kang Chul. Kang Chul merasa engga dihargai oleh anaknya sendiri. Padahal, maksud dari Yook Do bukanlah seperti itu. Ia hanya ingin menambah ilmu seni keramiknya saja.


Kemudian, Kang CHul berusah untuk mencari bantuan agar ia dapat menyingkirkan Eul Dam. Mencegah Eul Dam masuk ke dalam istana. Karen bila sampai Eul Dam masuk kembali ke dalam istana maka posisinya akan terancam.


Prince Imhae datang ke bar, tempat yang terlarang, karena umur Prince Imhae belumlah cukup untuk datang ke tempat seperti itu. Prince Imhae geram ketika pengawalnya memberikan saran untuk kembali ke istanan. Prince Imhe mengatakan bahwa tidak akan ada yang mengenalinya.



Namun….. Kang CHul dengan mudah mengenali Prince Imhae, ia memanggil Prince Imhae dan mengajaknya berbicara. Euhm.. Apalagi yang akan Kang Chul bicarakan, kalau bukan tentang Eul Dam. Ia mendorong Prince Imhae untuk menjadi bagian dari perencanaan pembuatan perangkap dalam menjatuhkan Euldam.


Kang Chul membeberkan kisah yang sebenarnya terjadi, mengeani Eul Dam yang dikeluarkan dari istana karena tuduahn telah meracuni Permasuiri. Mendengar kisah tersebut, Prince Imhae geram dan amat sangat marah. Ibunya coba diracuni oleh Eul Dam.


Kang CHul tetap mendorong kemarahan Prince Imahe, ia membuat Prince Imhae semakin membenci Euldam. Kang Chul bahkan mencap Eul Dam sebagai pemberontak. Prince Imhae marah bukan kepalang. Ia terus menerus minum arak sampai mabuk berat. Kang Chul membiarkan Prince Imhae dalam kemabukkannya.


Di tengah keadaan mabuk seperti itu, Prince Imhae datang menemui Prince Kwang Hee yang tengah berada di tempat ritual. Tempat yang dopenuhi oleh keramik-keramik. Dan salah satu keramik berserjarah berada di tempat tserbut.


Lagi-lagi, Prince Imhae menyalahkan Prince Kwang Hee mengenai dirinya, ia menyalahkan Kwang Hee karena kematian ibunya. Ibunya mereninggl karena melahir Prince Kwang Hee. Ia  juga mengatakan pada Prince Imhae seraya menamparnya, bahwa hal yang harus Kwang Hee ketahui mengenai Prince Sinsong. Hal utama yang membuat Prince Sinsong menjadi kandidat utama dalam pemilihan putra makhota karena ia memiliki ibu yang mendukungnya.

“Aku adalah anak pertama, tapi kenapa kau yang harus mengemban tugas yang diberikan oleh raja?” ungkap prince Imhae.

Ia mabuk berat, sedangkan kemarahan terus menggelayutinya. Ia menggenggam erat keramik bersejarah terserbut.


Dan ……………. Menjatuhkan keramik tersebut tepat dihadapan mata Prince Kwang Hee. Belum sempat berbuat apa-apa, keramik tersbut terjatuh dan pecah.


Keramik bersejarah tersebut terjauh dan pecah. Keramik bersejarah itu pecah. Pecah. Pecah guys, pecah.
Me headache!

Bersambung sinopsis Goddess of fire Jung Yi episode 3.

0 komentar:

Posting Komentar

 

2011 Copyright Makal Linux