Jumat, 26 Juli 2013

Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 7 part 2



Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 7 part 2




Kali ini Kang Chul memposisikan dirinya sebagai seorang guru dihadapan Yook Do. Ia mengakui kemampuan Yook Do dalam menentukan seseorang yang memiliki bakat. Ia mengatakan, “Semua orang memiliki bakatnya masing-masing. Ada banyak orang yang memiliki kemampuan lebih dalam kerajinan keramik. Yang membuat mereka semua tidak menjadi sebuah ancaman bagiku, karena aku mampu menghadapi mereka.”

Kang Chul yang khawatir bahwa Tae Pyung dapat menjadi saingan Yook Do pun memberitahukan Yook Do, “Biarkan Tae Pyung menjadi pelayanmu dan gunakan kemampuannya untuk dirimu sendiri. Lawanmu adalah dirimu sendiri. Ingatlah semua ini.” BAADDD DADDY!!!!!



Kang Chul pergi menemui Jung Yi. Ia berkata kebaikan kepada Jung Yi, bahkan memberikan kepercayaan pada Jung Yi untuk tetap bekerja bersama Yook Do. Karena mulai saat ini, Jung Yi/Tae Pyung akan membantu Yook Do dalam pembuatan keramik. Jung Yi mengangguk seadanya dan tersenyum sekiranya dapat menutupi rasa marahnya terhadap Kang Chul.



Jung Yi datang menemui Yook Do, bertanya padanya apakah ada hal yang bisa ia lakukan. Seperti membantu mengambilkan peralatan atau hal lainnya. Adakah yang dapat Jung Yi bantu. Bukannya malah terbantu dengan kehadiran Jung Yi, Yook Do malah merasa risih. Ia meminta Jung Yi/Tae Pyung untuk diam, kalau tidak, ia akan mengubah pikirannya saat ini juga untuk segera mengeluarkan Tae Pyung dari kerajaan.
Tae Pyung pun bergegas mengatakan janji bahwa kehadirannya tidak akan mengganggu. Ia mengerutkan keningnya dan terdiam.



Ratu memiliki senjata untuk memperburuk keadaan Prince Kwang Hae dihadapan Raja. Tentang permasalahan Tae Pyung. Ratu segera menggunakan permasalahan itu untuk menghantam Prince Kwang Hae. Permasalahan yang telah terselesaikan namun kembali dirusak oleh Ratu.


Ratu mengadu kepada Raja, bahwa kedudukan Prince Sin Seong terlalu tinggi dan meminta agar Prince Sin Seong kembali turun jabatan. Ia juga memohon agar Prince Kwang Hae kembali menjadi ketua ditempat kerajinan keramik kerajaan. Raja mengira bahwa dilaporkannya hal ini, karena Prince Kwang Hae telah memusuhi Prince Sing Seong.



Ratu menjelaskan, penjelasan yang menyudutkan Prince Kwang Hae. Ia mengatakan bahwa kedudukan Prince Sing Seong tidak ada artinya sama sekali, karena seluruh kekuasaan tetap saja berada di tangan Prince Kwang Hae. Raja marah mendengar berita seperti itu, bagaimanapun juga, Prince Kwang Hae memiliki kedudukan terendah, bukan haknya untuk memutuskan kehendaknya begitu saja, tanpa persetujuan Prince Sin Seong.


Raja memanggil kedua Princes tersebut. Mereka berlutut dihadapan Raja.


Prince Kwang Hae mengetahui bahwa dirinya tengah masuk ke dalam permainan dan perangkap Ratu. Prince Kwang Hae hanya menghela nafas, mencoba menghilangkan rasa kesalnya.


Di ruangan itu, Raja marah besar. Ia menghentak Prince Kwang Hae, untuk menghormati keputusan Raja dalam menjadikan Prince Sin Seong sebagai penguasa di bagian pengelolaan pengrajin keramik di kerajaan. Prince Kwang Hae dituduh telah menyalahgunakan kekuasan, kekuasan yang seharusnya dimiliki oleh Prince Sin Seong.



Sebagai hukumannya, Prince Kwang Hae diharuskan untuk berlutut dihadapan Prince Sin Seong. Seorang kakak yang harus berlutut di hadapan adiknya yang lebih muda darinya. Hal ini sudah benar-benar menginjak-injak harga diri Prince Kwang Hae. Prince Sin Seong merasa tidak enak, ia sama sekali tidak mengetahui siasat buruk ibunya sendiri.



Tempat pengrajin keramik kerajaan itu, tempat sederhana itu membuat Jung Yi tersenyum. Ia berkata pada dirinya sendiri, “Ayah, aku di sini.. Aku telah memasuki kerajaan. Bukankah anakmu ini benar-benar hebat.” Ayahnya akan sangat memuji Jung Yi bila ia masih berada di samping Jung Yi.



Prince Kwang Hae melihat Jung Yi yang tengah berdiri menyendiri, dengan masih mengendarai kudanya, ia menyapa Jung Yi, “Apa yang kau lakukan di sini?” Jung Yi menjawab lengkap dengan senyum lebarnya, “Aku telah diterima sebagai pengrajin keramik kerajaan, tuan muda.” “Hah, trouble maker sepertimu diterima bekerja di sini?” Prince Kwang Hae menahan tawanya, ia mengejek Jung Yi.



“Semua ini karena Prince Kwang Hae. Kalau bukan karenanya aku tidak akan bisa sampai ke tahap ini.” Jung Yi masih dengan senyum manisnya. Dan Prince Kwang Hae masih dengan ejekanya, “semua orang memang memiliki kemampuan, tapi kau?” Jung Yi menghela nafas dan kembali tersenyum, “Karena hari ini adalah hari yang bahagia. Aku tidak akan marah. Aku malah akan mentraktir tuan muda.” “Kau akan mentraktirku?” Prince Kwang Hae menunjuk dirinya sendiri, tidak mempercayai bahwa pria yang sebenarnya wanita, yang ada di hadapannya itu memiliki uang.



Malam itu, Jung Yi benar-benar mentraktrik makan Prince Kwang Hae. Di sebuah kedai kecil, tak jauh dari kerajaan. Dan hanya dalam satu kali tegukan saja, Jung Yi sudah limbung karena mabuk. Ia meminta Prince Kwang Hae untuk men-toast karena keberhasilannya memasuki kerajaan. Awalnya Prince Kwang Hae enggan, namun Jung Yi mengatakan, “Ayahku pasti akan bangga.” Mendengar hal itu, Prince Kwang Hae mendentingkan gelasnya dengan gelas Jung Yi.


Dalam mabuknya, Jung Yi mulai berkata asal, “Tuan muda, kau tidak boleh putus asa. Lihat aku. Aku sudah sampai disisi ini untuk mencapai mimpi. Aku adalah contoh yang harus kau ikuti.” Risih dengan Jung Yi yang mulai mabuk, Prince Kwang Hae mengajaknya segera pulang. Bukankah pintu gerbang Bunwoon akan segera ditutup.



Mendengar hal itu, Jung Yi marah-marah, kenapa tidak mengatakannya dari tadi, karena Prince Kwang Hae, Jung Yi bisa-bisa menghabiskan malamnya di luar kerajaan. Semua ini karena Prince Kwang Hae, Jung Yi menyalahkan Prince Kwang Hae. “Tuan muda, kau jangan meninggalkan ku begitu saja. Jangan seperti waktu itu, meninggalkanku di jalan.” Jung Yi mengingatkan kejadian saat Prince Kwang Hae pergi meninggalkannya yang tengah berbelanja obat-obatan. “Aku benar-benar merasa sakit hati.” Jung Yi yang mabuk semakin mengharu biru.


Pada akhirnya, mereka pulang bersama. Prince Kwang Hae merelakan dirinya untuk berjalan kaki, ia meminjamkan kudanya untuk Jung Yi yang tidak lagi sadarkan diri karena mabuk. Dalam perjalanan pulang, di atas kuda, Jung Yi terus menerus mengigau memanggil-manggil nama Prince Kwang Hae, “Prince Kwang Hae.. Teee… teerimakasih..” igaunya dalam mabuk.

“Kau terus saja mengucapkan terimakasih, tapi masih saja membuatku menjadi manusia yang paling menderita seperti ini.” Prince Kwang Hae meratapi nasib malangnya setiap kali bertemu dengan Jung Yi. ^^ cute.. his sarcasm is better than boring-Tae Do. Tapi hati sayaa tetap untuk Tae Do-kun yang malang. Chu~~ Triple chu~~ chu~~ chu~~



Mereka sampai tepat di depan gerbang Bunwoon yang telah tertutup, Jung Yi mulai sadar dari mabuknya. Ia menuruni kuda dan mencari-cara sesuatu di sisi tembok Bunwoon. “Apa yang kau cari?” Prince Kwang Hae penasaran. “Lubang anjing. Biasanya setiap tembok memiliki lubang kecil untuk anjing di tembok.” Prince Kwang Hae menahan tawanya, “hal seperti itu tidak ada di BunWoon.”



Jadi harus bagaimana? Jung Yi pun lagi-lagi meminjam kuda Prince Kwang Hae. Ia menyuruh Prince Kwang Hae untuk memegangi kuda, selagi ia menaiki punggung kuda dan mencoba memanjat tembok. “Kau harus memegang kudanya dengan kuat. Saat kecil aku pernah jatuh dari kuda.” Ucapan Jung Yi ini mengingatkan Prince Kwang Hae terhadap Jung Yi kecil.


Beberapa tahun lalu, saat Prince Kwang Hae kecil, ia pernah menyelamatkan seorang anak perempuan yang jatuh dari kudanya. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa gadis kecil itu sudah beranjak dewasa dan saat ini ada di hadapannya.



Yook Do akhirnya mengetahui dari mana kotak berisi zat pewarna yang Hwang Ryeong berikan beberapa waktu lalu itu. Ia mengetahui hal ini dari Ayah Hwang Ryeong, memberitahukan bahwa kotak zat pewarna ini biasa diproduksi oleh Lady Kolektor. Datanglah Yook Do ke toko keramik milik Lady Kolektor.



Kedatangannya tentu saja untuk menemui Hwang Ryeong, “Dimana keberadaan, wanita yang memberikan ini kepadaku?” tanyanya sembari menunjukkan kotak berlogam kupu-kupu dipinggirnya. “Apa yang kau maksud adalah Hwang Ryeong. Ia tengah berada dalam transaksi dengan pembeli keramik lainnya.” Mendengar nama Hwang Ryeong, Yook Do mengingat-ingatnya, “Hwang.. Hwang.. Ryeong..”



Tidak dapat bertemu dengan Hwang Ryeong, Yook Do keluar dari toko itu. Hwang Ryeong yang berada dalam rencananya, menunggu kedatangan Yook Do. Seketika Yook Do keluar, Hwang Ryeong segera menghampirinya, menunjukkan senyum manisnya dan menarik tangan Yook Do. Mereka pergi ke tempat yang tersembunyi.



Yook Do masih dalam keterkejutannya, ia sama sekali tidak mempercayai bahwa romansanya akan seperti ini. Meletup-letup. Terlebih saat Hwang Ryeong memberikan zat pewarna berbungkus plastik dengan lembut ke tangan Yook Do. Ia menjelaskan alasan mengapa mereka harus bersembunyi di tempat seperti ini, “Hubungan kami dengan kerajaan tengah dalam masa dingin. Sulit bagiku untuk melihatmu berada dalam masalah bila salah satu petugas kerajaan memergokimu datang ke tempatku.” Ungkap Hwang Ryeong.


Tae Do gagal di ujian militer, walaupun ia selalu memenangkan setiap kompetisi. Memang kekalahannya sudah direncanakan oleh pihak ratu. Ia menginginkan Tae Do untuk menjadi pengawal pribadi Prince Sin Seong, untuk itu, namanya tidaklah tercantum di papan pengumuman yang disebarkan di penjuru Joseon.


Seorang pengawal ratu berkata secara tersembunyi, “Apakah kau ingin tau mengapa kau tidak berada di urutan pertama. Ikuti aku.” Ucap pengawal itu. Tae Do mengikutinya, dan dibawalah Tae Do ke dalam kerajaan, untuk menemui Ratu secara langsung.



Tae Do bertemu Ratu, ia sama sekali tidak tertarik dengan tawaran Ratu untuk menjadikannya kaki tangan Prince Sin Seong. Tanpa duduk menghormati keberadaan Ratu, Tae Do segera meninggalkan ruangan itu. Namun langkahnya terhenti, Ratu memang selalu memiliki cara untuk mencekik seseorang dengan taktiknya. Kali ini pada Tae Do, ia mengancam tentang keterlibatan Tae Do pada pencurian sabuk emas milik kerajaan.


Ratu tidak hanya mengancam tetapi juga memberikan tawaran besar, bukan uang atau emas, tapi kesempatan bagi Tae Do untuk sesuka hati keluar masuk Bunwoon. Tawaran terakhir ini yang membuat Tae Do menyetujui untuk menjadi bodyguard Prince Sin Seong. Karena dengan berada di Bunwoon, ia akan dengan mudah melindungi Jung Yi.


Perwakilan dari China datang mengunjungi kerajaan. Berita tentang kerajaan Joseon yang belum memiliki kandidat pewaris tahta kerajaan benar-benar mengusik Raja China. Kriteria dari kandidat putra mahkota tersebut, yang utama adalah harus sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh Raja China. Kedatangannya, tidaklah murni untuk hal ini. Tapi, perwakilan China ini memiliki ambisi lain, untuk mendapatkan karya cipta keramik dari Joseon yang terkenal indah dan artistik.


Ketertarikan perwakilan China terhadap keramik produksi Joseon inilah yang nantinya akan digunakan bagi Ratu untuk memuluskan jalan Prince Sin Seong menjadi putra mahkota, sekaligus menjatuhkan Prince Kwang Hae dan Prince Imhae secara sekaligus. Ia menyuruh Kang Chul untuk membuatkan satu maha karya yang nantinya akan dipersembahkan kepada perwakilan China. Alat sogok agar Prince Sin Seong dapat menjadi putra mahkota.



Dengan kemampuanya, Kang Chul membuat satu keramik cantik dan artistic. Karya yang benar-benar membuat semua orang yang melihatnya berdecak kagum.



Kedatangan perwakilan dari China ini ternyata juga mengusik Prince Imhae. Prince Imhae mencari-cari akal, bagaimana caranya agar perwakilan dari China dapat membantunya menjadi seorang pewaris tahta kerajaan. Kedudukan putra mahkota yang sangat diidam-idamkan baginya.

Prince Imhae membuat ulah, LAGI. Ia selalu mendorong Prince Kwang Ha ke jurang, tanpa mempedulikan betapa hormatnya Prince Kwang Hae padanya. Ia menemui Prince Kwang Hae, mengungkit-ungkit hukuman yang diberikan raja, hukuman yang mengharuskan Prince Kwang Hae untuk berlutut dihadapan Prince Sing Seong.

Prince Imhae datang menemui Prince Kwang Hae, hanya untuk mencuri kunci gudang keramik berharga milik kerajaan. Kunci yang lebih mirip obeng itu -_-“ Prince Imhae curi tanpa sepengetahuan Prince Kwang Hae.



Saat tengah berpikir sendirian, Jung Yi yang tengah berjalan-jalan mengitari kerajaan, tanpa sengaja melihat Prince Imhae. Jung Yi masih saja mengira bahwa Prince Imhae adalah Prince Kwang Hae. Ia belum juga mendapatkan kejelasan, bahwa selama ini pria yang selalu bersamanya adalah Prince Kwang Hae. Sedangkan orang yang ada dihadapannya saat ini adalah monster yang akan menarik Jung yi untuk jatuh ke perangkap muslihatnya.


Di panggil sebagai Prince Kwang Hae oleh Jung Yi, membuat Prince Imhae terperangah dan kemudian tertawa lebar. Ini kesempatannya, melakukan pekerjaan kotor dengan nama yang akan tetap bersih. Jung Yi yang teringat semua kebaikan Prince Kwang Hae, langsung memberikan tawaran pada Prince Imhae, “Prince Kwang Hae, adakah yang dapat aku bantu?”



Prince Imhae langsung saja menunjukkan kunci gudang keramik berharga milik kerajaan. Ia menyuruh Jung Yi untuk mengambil salah satu keramik terbagus diantara yang terbaik di dalam gudang keramik. Dengan bodohnya, Jung yi bertanya, “Apakah ini sebuah test?”. Prince Imhae mengiyakan, kemudian tertawa seram.



Jung Yi menuruti perintah Prince Imhae, ia memasuki gudang dengan kunci yang baru saja diberikan. Satu persatu ia mencari dan membandingkan keramik mana yang paling terbaik. Sampai pada akhirnya, ia menemukan keramik yang baru saja dibuat oleh Kang Chul. Jung Yi terperanga, dan dengan senang mengambil keramik itu. Di berikanlah keramik tersebut kepada Prince Imhae.



Jung Yi sama sekali tidak mengetahui, bahwa keramik itu Kang Chul buat dengan penuh susah payah. Dimana nantinya keramik itu akan dijadikan persembahan kepada perwakilan dari China. Dan saat ini, secara terang-terangan Jung Yi mengambil keramik dan memberikannya kepada Pria yang ia anggap sebagai Prince Kwang Hee.

Prince Imhae menyuruh Jung Yi untuk mengambil keramik yang lain, sementara dirinya melarikan diri. Jung Yi mengambil keramik lain yang ada di sebelah peti keramik pertama, dan saat ia keluar dari gudang….. Ia berpapasan dengan Kang Chul.


Melihat Jung Yi membawa keramik itu, Kang Chul mengira bahwa Jung Yi baru saja mencuri. Ia marah besar…

Bersambung Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 8

0 komentar:

Posting Komentar

 

2011 Copyright Makal Linux