-->

Selasa, 30 Juli 2013

[cute cut ] Heartwarming Kids, Goddess of Fire, Jung Yi - Foto Behind The Scene

 [cute cut ] Heartwarming Kids, Goddess of Fire, Jung Yi - 
Foto Behind The Scene

Kangen merekaaa lengkap pake 'sekali'
Pingin ngebungkus mereka, ditaruh di kulkas biar awet cute nya


 She looks more mature here..

I always think she will become another Suzy Miss A
Beside she is a JYP trainer, isn't she?

Oh, Little Tae Do xD


Little Yook Do~~
READ MORE - [cute cut ] Heartwarming Kids, Goddess of Fire, Jung Yi - Foto Behind The Scene

Minggu, 28 Juli 2013

[cute cut ] The Power of Goddess Rangers From Goddess of Fire, Jung Yi ~ Photo Behind The Scene


 
Cuma mau bilang, baca sinopsisnya pelan-pelan, biar engga keselek :D


I stand idiots people
READ MORE - [cute cut ] The Power of Goddess Rangers From Goddess of Fire, Jung Yi ~ Photo Behind The Scene

Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 8 part 1


Mereka sama-sama menalikan takdir mereka. Prince Kwang Hae dengan tali merah, yang menyatukan pergelangan tangannya dengan tangan Jung Yi. Saling berdampingan, menyatu dalam satu hubungan yang tidak terlepaskan, kecuali salah satu dari mereka yang melepaskan tali itu.




Sedangkan Tae Do, dengan tali gelapnya. Tae Do dan Jung Yi. Masing-masing dari mereka membuat simpul sederhana di pergelangan tangan masing-masing. Tali yang diikatkan dengan waktu dan jarak yang memisahkan, seolah membebaskan keduanya namun tetap berada dalam satu hubungan timbal balik. Dan entah bagaimana, karena tali mereka diikat secara terpisah, so do their fate.
Sinopsis Goddess of Fire episode 8 part 1

Sinopsis Goddess of Fire episode 8 part 1


Jung Yi tertangkap basah tengah membawa keramik buatan Kang Chul. Gelagatnya jauh dari seorang pencuri. Bagaimana bisa dirinya disebut pencuri kalau secara terang-terangan ia membawa keramik itu. Jung Yi tetap bersalah di mata Kang Chul. Pencuri tetaplah pencuri, dan ia akan dihukum mati.


Jung Yi harus membela dirinya sendiri, ini memang bukan salahnya. Ia tidak bermaksud mencuri. Tidak, sama sekali tidak ada pemikiran seperi itu. Jung Yi hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh Prince Kwang Hae. “Prince Kwang Hae yang menyuruhku untuk membawakan beberapa keramik.” Jung Yi memang mengatakan hal yang sebenarnya. Ia tidak berbohong, hanya saja, ia terjebak dalam kesalahpahaman. Kesalah pahaman yang dapat menghilangkan nyawa Prince Kwang Hae sendiri.




“Apa?! Jadi, kau menggunakan nama Prince Kwang hae untuk membela diri? Begitu?!!” Kang Chul terus menerus memaki Jung Yi. Gadis yang menyamar menjadi pria ini kembali mencoba menyelamatkan dirinya sendiri, “Meskipun aku bodoh, tapi mengapa aku harus bersusah payah berbohong bila pada akhirnya semuanya akan terungkap dengan mudah.” Ia meminta pada Kang Chul, untuk mengkonfirmasi kebenaran hal tersebut kepada Prince Kwang Hae.



 Kang Chul menanyakan langsung perihal ini, apa benar Prince Kwang Hae yang menyuruh seorang pria pengrajin keramik untuk mengambil beberapa keramik dari gudang simpanan keramik kerajaan? Di tanya seperti itu, Prince Kwang Hae merasa tersinggung. Mengapa ia harus mengambil keramik tersebut secara diam-diam.


Prince Kwang Hae menyuruh Kang Chul untuk segera menghukum sesuai dengan aturan kerajaan, pria yang terlibat dengan permasalahan ini. Namun, saat Kang Chul memberitahukan bahwa pria yang terlibat masalah adalah pria yang juga diselamatkan oleh Prince Kwang Hae. Prince Kwang Hae langsung saja mengenali siapa pria tersebut, “Tae Pyung?” tanya Prince Kwang Hae.

Ajaibnya setelah mendengar nama Tae Pyung, Prince Kwang Hae bergegas untuk menemuinya. Mencoba menyelamatkannya agar tidak jatuh dan tersakiti. Seperti kakak yang berbaik hati pada adiknya, hubungan seperti itu yang saat ini menyatukan Jung Yi dan Prince Kwang Hae.



Jung Yi tertahan di dalam gudang keramik bersama kaki tangan Kang Chul. Seketika Prince Kwang Hae menginjakkan kakinya ke dalam ruangan sempit penuh dengan banyak keramik berlukis itu, Jung Yi langsung memanggilnya dengan sebutan ‘Tuan Muda’. “Tuan Muda.. Tolong katakan pada Prince Kwang Hae mengenai kesalah pahaman ini.”


Panggilan ‘Tuan Muda’ yang digunakan oleh Jung Yi membuat Kang Chul geram. Tidak ada kasta tertinggi dari Yang Mulia, dan Tuan Muda berada di beberapa list terbawah dari itu. “Apa maksudmu ‘Tuan Muda’?” tungkas Kang Chul. “Beraninya kau memanggil Yang Mulia dengan sebutan ‘Tuan Muda’”



“Tae Pyung-ah.. Sebenarnya.. Aku…” Prince Kwang Hae mencoba mengatakan jati dirinya, berbarengan dengan itu, ruang waktu seolah menarik kembali Jung Yi ke beberapa tahun silam. Persis sama, ketika Prince Kwang Hae kecil mencoba menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang Prince.


Jung Yi masih terpaku, ia hampir lupa berkedip. Kesalahannya berlipat-lipat dan berganda-ganda, perlakuannya terhadap seorang Prince selama ini benar-benar menyudutkannya. Prince Kwang Hae mengajak Kang Chul berbicara diluar, membiarkan Jung Yi membeku dengan pikirannya di tempat itu.



Sudah jelas, kesalahpahaman bertitik karena Jung Yi salah mengenali orang. Untuk itu, bukanlah sepenuhnya salah Jung Yi. Prince Kwang Hae tetap pada sisi bijaksananya, “Mengenai keramik Bunga itu, katakana seperti apa bentuknya. Biar aku yang mengurus hal ini. Mengembalikan keramik Bunga itu ke gudang.” Ia hanya tinggal mencari keramik bunga itu pada Prince Imhae. Si biang keladi yang tengah tertawa seram, karena pekerjaan kotornya kali ini berjalan sukses. Kesuksesan yang tidak pernah ia duga.

Kang Chul tidak akan mengatakan bahwa keramik bunga itu sebenarnya dipersiapkan untuk perwakilan dari China yang baru saja datang ke kerajaan. Ia tidak akan membeberkan cara licik ratu tepat dihadapan Prince Kwang Hae. “Aku hanya mencoba untuk mendisiplinkan beberapa pekerja saja, Yang Mulia.” Kang Chul menyembunyikan maksudnya.



Bagi Kang Chul ini benar-benar kesempatan sempurna untuk menjatuhkan Prince Kwang Hae. Kang Chul berjanji untuk membebaskan perkara Tae Pyung, hanya sesaat sebagai penutup dari cara licik yang tengah ia persiapkan.


Prince Kwang Hae yang percaya dengan semua yang Kang Chul katakan, ia pergi meninggalkan gudang itu. Kepergian Prince Kwang Hae diikuti oleh kedatangan segerombol petugas keamanan kerajaan. Mereka sengaja di datangkan oleh Kang Chul untuk mengintrogasi Jung Yi.


“Prince Kwang Hae mengatakan bahwa kau akan dibebaskan bila kau mengatakan bahwa memang Prince Kwang Hae-lah yang menyuruhmu mengambil guci keramik di gudang.” Suruh Kang Chul. Suruhan yang sama sekali tidak diketahui maksud yang sebenarnya. Bagi Jung Yi, semua yang dikatakan Kang Chul adalah benar dan tanpa kebohongan, untuk itu, ia mengiyakan dan mengatakan bahwa semuanya memang suruhan Prince Kwang Hae.


Jung Yi mengatakan hal tersebut tanpa tahu akibat buruk yang akan terjadi. Dengan mengiyakan bahwa Prince Kwang Hae adalah dalang dibalik semua ini, maka Ratu akan dengan mudahnya menjatuhkan Prince Kwang Hae dan bahkan Prince Imhae pun secara bersamaan. Karena Kang Chul menanyakan ciri-ciri dari pria yang mengaku sebagai Prince Kwang Hae. Jung Yi menjawabnya dengan menyebutkan ciri-ciri aneh dari Prince Imhae.



Di balik tumpukan kayu guna pembakaran keramik, Jung Yi menyendiri. Letupan di dadanya masih terasa jelas. Khusyu ia mengingat kembali kesalahan yang menurutnya fatal itu. Memanggil seorang Pangeran dengan menyebutnya ‘Tuan Muda’. Kasta adalah segalanya di Joseon era, tidak diayal lagi betapa gelisahnya Jung Yi dengan fakta beberapa kesalahannya.



Seperti kembang api yang akhirnya membludak di langit, kegelisahan Jung Yi semakin menjadi seketika melihat kedatangan Prince Kwang Hae. Ia bersembunyi di sudut lain dari tumpukan kayu. Ia duduk membelakangi jalan, menegaskan bahwa ia tidak ingin terlihat oleh makhluk yang berdarah biru itu.

Prince Kwang Hae melewati Jung Yi begitu saja, seolah tidak mengetahui keberadaan makhluk mungil yang tersudut. Padahal ia tahu, Jung Yi tengah menghindarinya. Lebih tepatnya, menghindari dari hukuman yang akan diberikannya. Menghindari karena malu telah memperlakukan Prince Kwang Hae seperti itu.



Setelah Prince Kwang Hae tidak lagi terlihat, Jung Yi akhirnya dapat bernafas lega. Bergegaslah ia pergi ke ruang peralatan untuk mengambil satu alat sesuai dengan yang diperintahkan oleh Yook Do. Dengan lincah Jung Yi memasuki ruangan itu, dan saat berbalik, keterkejutan yang luar biasa ia dapat.



Wajah Prince Kwang Hae lengkap dengan senyumnya benar-benar membuat Jung Yi membeku. “Well.. well.. well.. Bukankah ini Taepyung?” Prince Kwang Hae kembali merangkai sarcasm-nisme nya. “Apakah kau mencoba menghindariku dengan melarikan diri seperti ini?” “Tidak.. Aku juga tidak mungkin melakukan hal itu.” Tungkas Jung Yi seraya tertunduk.


Dirogohnya saku baju pria yang tengah Jung Yi gunakan, mengeluarkan beberapa koin dan menghitungnya sebelum diberikan kepada Prince Kwang Hae. Ia mengulurkan tangan jauh-jauh dengan wajah yang menunduk. “Apa ini?” tanya Prince Kwang Hae menahan gelak tawanya sendiri.


Kedua kaki mungil Jung Yi bergerak-gerak, “Uang untuk harga sepatu. Aku akan membayarkannya lagi nanti. Lima nyangs lagi. Aku hanya bisa memberikanmu koin ini, uangku sudah habis semalam. Hanya ini yang aku punya.” Dengan ragu, dagunya terangkat, menatap lekat-lekat wajah Prince Kwang Hae yang tengah tertawa terbahak. Dan kata maaf pun terucap, “Yang Mulia, maafkan aku.”


“Untuk apa memaafkanmu? Kenapa aku harus memberikan maafku?” tanya Prince Kwang Hae menaikan alisnya. Masa kecil mereka terulang lagi. Jung Yi pun dengan fasih mengatakan rentetan kesalahannya. Tapi kali ini, semua kesalahan yang Jung Yi ucapkan ditukas dengan alasan penuh bijak sang Prince.


“Aku telah melakukan kesalahan yang tidak teramaafkan. Pertama aku membiarkanmu kehilangan sabuk emas kerajaan. Sabuk itu dicuri sehingga aku tidak bisa mengembalikannya.” Jung Yi masih tertunduk. “Itu pasti karena pencuri yang tampan pemilik mata berbinar, kan. Itu bukan salahmu” Jawab Prince Kwang Hae.


“Aku memanggilmu dengan panggilan ‘Tuan Muda’ tanpa tau apa-apa.” Ungkap Jung Yi. “Itu pun karena aku tidak memberitahukanmu bahwa aku adalah Prince Kwang Hae. Dan itu juga bukan kesalahanmu.” “Aku melemparkan sepatumu ke segerombolan petugas, untuk membuatmu dalam masalah.” Jung Yi mengungkapkan kesalahannya lagi. “Aku dapat langsung menyelesaikan permasalahan itu. It’s okay.” Jawab Prince Kwang Hae cutely.


“Aku memukulmu dengan bebatuan.” Jung Yi teringat hal ini. Prince Kwang Hae bergumam, “Itu memang sedikit sakit.” Mendengar pengakuan itu, Jung Yi langsung merendahkan posisinya, meminta maaf. “Kau bilang kau berjanji pada dirimu sendiri bahwa kau akan menjadi pengrajin keramik terhebat. Jadi berusaha keraslah. Aku akan terus mengawasimu.” Mata Jung Yi berbinar, senyum itu melengkung di wajahnya, “Terimakasih, Yang Mulia. Terimakasih.” Cuuuuuuuuuuute~



Kemana Prince Imhae membawa guci keramik itu? Ke toko Lady Kolektor. Ia hendak menukarkan guci dengan peti emas. Namun sayang, karena hubungan Lady Kolektor dengan istana, mereka tidak memiliki simpanan emas, hanya ada beberapa perak yang tersisa. Enggan untuk menukarkan guci berharganya dengan perak, Prince Imhae membawa guci itu kembali bersamanya.


Ternyata Kang Chul berada di balik itu semua. Ia telah mengetahui otak cetek Prince Imhae, yang pastinya akan membawa guci keramik putih itu kepada Lady Kolektor. Untuk itu, sebelum Prince Imhae datang, ia terlebih dahulu membuat persetujuan dengan Lady Kolektor.



Kang Chul mengetahui segalanya, tentang Lady Kolektor yang menggunakan Hwang Ryeong untuk mengambil hati Yook Do. Ia memperingati Lady Kolektor, bahwa ia akan membuka kembali hubungan bisnis diantara mereka dan kerajaan. Namun, Lady Kolektor harus menjauhkan Hwang Ryeong dari Yook Do. Jangan pernah lagi menggunakan Yook Do terhadap semua permasalahan yang ada. Tatap Kang Chul dengan tajam ke arah Lady Kolektor dan Hwang Ryeong.


Ia tidak mengira kalau guci itu dihargai dengan harga yang amat sangat mahal, di luar dugaannya. Tertawa lepaslah Prince Imhae terhadap keuntungan yang terhitung-hitung dapat memenuhi kebutuhan berpestanya. Tanpa tahu menau tentang posisi Prince Kwang Hae yang akan tergelincir. Giraffe is forever cute~~


Mengetahui bahwa guci keramik putih itu memiliki harga yang mahal, Prince Imhae tidak mau kehilangan kesempatan ini. Mungkin melakukan nego dengan pihak perwakilan dari China dapat membantunya untuk tahta. Bukankah perwakilan itu menyatakan kepada Raja bahwa ia akan membantu siapapun untuk naik tahta.


Prince Imhae mendatangi Perwakilan dari China, ia menunjukkan guci keramik putih yang dibawanya dengan hati-hati. Perwakilan dari China itu benar-benar takjub. Ukiran, kualitas keramik putihnya benar-benar sangat memikat. Dengan iming-iming guci, perwakilan dari China mendengarkan permintaan Prince Imhae. Ia memohon kepada perwakilan dari China untuk membantunya untuk menaiki tahta.


Awan hitam kelam yang sebentar lagi akan menaungi Prince Kwang Hae merupakan langit cerah bagi Ratu. Ia secara pribadi mengutus Kang Chul untuk memuluskan rencananya kali ini. Keterkaitan hubungan permasalahan antara Jung Yi/Tae Pyung=> Prince Imhae => Prince Kwang Hae => Perwakilan dari China, Ratu kombinasikan semuanya menjadi scenario licik.


Malam itu setelah mengetahui bahwa Prince Imhae mendistribusikan satu guci keramik putih kepada perwakilan dari China, Ratu segera menemui pewakilan dari China tersebut. Bila perwakilan dari China berada di pihaknya, dengan mendukung Prince Sin Seong sebagai satu-satunya pewaris Raja, maka Perwakilan dari China tidak hanya akan mendapatkan satu keramik putih seperti itu saja. Ia bisa mendapatkan segala maha karya keramik putih Joseon, langsung dari seniman keramik terbaik di Joseon. Siapa lagi kalau bukan Kang Chul.



Menggiurkan sekali tawaran yang diberikan oleh Ratu. Perwakilan dari China pun tidak sanggup untuk tidak menyetujui kesepakatan yang diberikan oleh Ratu. Namun, dengan persetujuan bahwa Ratu akan melindungi Prince Imhae. Perwakilan dari China tersebut menyetujui untuk bekerja sama dengan Ratu, namun dengan syarat agar Ratu melindungi Prince Imhae. Ratu tersenyum licik, ia memang mengiyakan persetujuan itu. Namun entah apa lagi yang akan diperbuatnya.


Malam itu, dalam gelapnya ruangan kerajaan, Prince Imhae menyelinap masuk. Sunyi, tidak ada suara apapun kecuali derap langkah dirinya sendiri. Ia masih berkeyakinan bahwa dirinya akan benar-benar menjadi putra mahkota, pengganti Raja. Tanpa tau, bahwa kesepakatan telah berubah berada di bawah kekuasan Ratu.


Prince Imhae menduduki kursi Raja dengan hati-hati. Ia memimikan bagaimana prolog yang harus ia gunakan bila nanti saatnya ia menjadi Raja. Ia sebenarnya tidak benar-benar jahat, hanya bodoh dan tamak. Hal terpenting bagi Prince Imhae setelah menjadi Raja adalah agar rakyat Joseon dapat menghormati ibunya yang sudah tiada. Hhh..~~ Such a poor kid.


Siang itu, dua guardian angel Jung Yi saling bertemu, Tae Do dan Prince Kwang Hae. Tae Do berusaha agar Prince Kwang Hae tidak mengenalinya sebagai pria kecil yang beberapa tahun silam menjadi orang yang melindungi Jung Yi. Kekhawatiran itu membuatnya berbicara seadanya. Hanya menjawab pertanyaan Prince Kwang Hae tanpa memanjangkan setiap kata.


“Ah, aku sudah mendengar tentang dirimu. Usahamu dalam memberantas beberapa penyelundup keramik di perbatasan Joseon. Aku dengar tentang berita itu.” Ungkap Prince Kwang Hae. CAN WE CALL HIM AS PRINCE TAE DO, PLEEEEEEEEEEEEASE… Prince Tae Do mengangguk.


“Mengapa kau bekerja di sini? Bukankah seseorang sepertimu lebih memilih untuk hidup bebas tanpa terikat dengan kerajaan?” Tanya Prince Kwang Hae. “Akan lebih baik jika aku mengabdikan diri di kerajaan. Bukankah seperti itu?” balas Prince Tae Do.



Seluruh pengrajin keramik diharuskan untuk mencari bahan baku untuk keramik putih, clay putih. Jung Yi mengingat-ingat kembali kata-kata kakek, tentang dimana biasanya clay putih terbaik itu di hasilkan. Di tanah yang seperti apa dan berada di bawah pencahayaan matahari yang bagaimana. Berkat, arahan kakek guru, Jung Yi akhirnya menemukan clay putih setelah mencangkul tanah beberapa meter.



Kesenangan Jung Yi menemukan clay putih ternyata disambut riang pula oleh beberapa pekerja lain yang sejak tadi menguntit Jung Yi. Mereka tahu bahwa kemampuan Jung Yi sangat baik dalam kerajinan keramik. Karena malas untuk mencangkul, itulah kenapa mereka lebih suka menguntit Jung Yi. Berebutan, ketiga pekerja tersebut mengambil cla yputih yang di dapat di bongkahan tanah yang Jung Yi keruk. Jung Yi hanya mengerutkan kening, sesekali menghindari kontak fisik dengan mereka.



Para pria pekerja biasa membersihkan diri di sungai setelah bergelumut dengan lumpur. Mereka membuka baju, membiarkan kulitnya terlihat oleh Jung Yi. Jung Yi mengeluh, meng-ew beberapa kali sembari membasuhkan air ke tangan dan bajunya yang kotor.


Para pria pekerja itu terus menerus memanggil Jung Yi, mengajaknya untuk bergabung agar bisa bermain air bersama. Bukankah hal seperti itu yang biasa para pekerja pria lakukan. “Tae Pyung-ah cepat. Cepat.. sinii… Tae Pyung-ah.” Panggil mereka.



Jung Yi yang merasa terpanggil hanya menolak. Tolakan yang malah membuat para pria pekerja itu menarik-narik kaki Jung Yi. Mencoba menyeretnya ke dalam air dan menenggelamkannya dalam hitungan ke tiga. Seseorang datang tepat pada waktunya, Tae Do.



Hanya dengan sebuah batu, Tae Do mampu mengusir para pria pekerja itu. Ia melemparkan baju secara datar, membiarkan sisi batunya terpantul oleh permukaan air beberapa kali, hingga menimpuk bagian punggung para pekerja pria. Para pekerja pria hendak melawan Tae Do, namun serangan keras air yang digunakan Tae Do, berhasil membuat para pekerja pria lari terbirit-birit.

Bersambung Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 8 part 2…..
READ MORE - Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 8 part 1
 

2011 Copyright Makal Linux