Selasa, 16 Juli 2013

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5 part 2




Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5 part 2



Kepergian Jung Yi secara tiba-tiba seperti itu tentu saja mengejutkan banyak pihak, terutama bagi Prince Kwang Hae. Tae Do engga memberitahukannya bahwa kematian Jung Yi hanyalah sebuah kepalsua. Tanpa memberitahukan apapun, Tae Do hanya menyimpan rahasia Jung Yi untuk dirinya sendiri.

Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 5 part 2


Prince Kwang Hae mengerahkan semua pasukannya untuk menemukan jasad Jung Yi di sungai. Tapi nihil. Mereka hanya menemukan sepatu yang sengaja dibuang oleh Jung Yi ke hulu sungai. Sepatu itu sudah cukup membuktikan bahwa Jung Yi benar-benar sudah mati tenggelam. Terlebih hari semakin larut, pencarian sudah engga bisa lagi dilanjutkan.


Dengan sepatu yang ada di tangannya, harapan menghilang bagi Prince Kwang Hae. Dengan marah, Prince Kwang Hae berkata ke pada Tae Do, “APa yang kau lakukan? Mengapa kau tidak menjaganya? Apa yang kau lakukan? Mengapa kau membiarkannya?”

Tae Do hanya terdiam. Dan memang seharusnya itu yang ia lakukan.

Tae Do berada di rumah Jung Yi, ia terduduk sendiri di teras depan. Tempat dimana ia biasa tertawa dan bercanda bersama Jung Yi. Tae Do memiliki alasan tersendiri mengapa ia merelakan kepergian Jung Yi. Ia hanya engga ingin kehilangan Jung Yi, “Satu hal yang membuatku bertahan, karena aku tidak ingin kehilanganmu.”


Kepergian Jung Yi sama artinya dengan menjaga keselamatan Jung Yi. Karena Tae Do mengetahui dengan benar, bahwa orang yang membunuh Ayah Jung Yi bukanlah seorang bandit biasa. Cara pria itu bertarung dengan Tae Do, memberikan kejelasan bahwa pria itu sengaja dibayar untuk membunuh Ayah Jung Yi. “Selama kau pergi. Aku akan memperkuat diriku sendiri, sehingga aku bisa melindungimu dari pembunuh bayaran itu dan membalas dendam atas kematian ahjusshi.”

Di istana, Prince Kwang Hee pun meratapi kepergian Jung Yi. Ia sama sekali engga mengetahui bahwa kematian Jung Yi adalah palsu.


Setelah melalui perjalanan jauh, tanpa kendaraan. Sampailah Jung Yi ke kediaman Kakek Guru. Langkah Jung Yi semakin berat karena kelelahan dan akhirnya jatuh pingsan. Kakek guru yang prihatin melihat keadaan Jung Yi. Ia pun sudah mendapat kabar tentang kematian ayah Jung Yi beberapa hari lalu.



Jung Yi demam tinggi, ia kelelahan. Di dalam tidurnya, Jung Yi terus menerus memanggil Ayahnya. Engga ada yang bisa kakek guru lakukan selain menggenggam tangan Jung Yi. Karena mulai saat ini, Jung Yi akan menjadi tanggung jawabnya.



Keesokkan paginya, Jung Yi memohon kepada kakek guru untuk menjadikannya seorang murid. Ia memohon agar kakek guru mengajarinya bagaimana cara menjadi pengrajin keramik terhebat seantero Joseon.


Kakek guru ini memiliki sifat yang kolot, peraturan Joseon tentang dilarangnya seorang wanita untuk menjadi seorang pengrajin utama di Joseon tetap dipegang teguh oleh kakek. Namun, Jung Yi terus menerus menjelaskan bahwa, semua itu adalah keinginan Ayahnya. Mimpi Eul Dam yang harus Jung Yi capai.

“Ayahku yang membuat janji ini. Ayah yang membuat janji kepada Ibu agar menjadikanku seorang pengrajin keramik yang handal. Bila ia tidak dapat menepati janjinya, maka ia tidak akan pernah mampu bertemu dengan ibu di surga.” Jelas Jung Yi dengan terisak. “Dan bukankah ayah akan kesepian?”


Hal yang harus didapatkan Jung Yi saat ini adalah iba dari kakek guru. Namun kakek guru yang keras kepala malah meninggalkan Jung Yi begitu saja. Jung Yi bahkan harus mengancam kakek guru, “aku tidak akan beranjak dari tempat ini sampai kau menerimaku sebagai seorang murid.”


Jung Yi berdiri di tempat itu, menunggu kakek guru datang. Hujan deras mengingatkan kakek guru yang tengah menikmati araknya di sebuah kedai, ia teringat Jung Yi. Benar saja, Jung Yi masih juga berdiri di tempat itu.


“Menjadi pengrajin terbaik? Apa bagusnya memiliki predikat seperti itu. Lihatlah aku, aku menjadi seorang pemabuk. Dan ayahmu, ayahmu menjadi seperti itu karena predikat yang hendak kau dapatkan.” Ungkap kakek membiarkan dirinya berdiri bersebelahan dengan Jung Yi.


Kakek kelaparan, hihihi.. iya bertanya pada Jung Yi, “apakah kau bisa memasak?” tanyanya dibawah hujan deras seperti itu.


Mendengar hal itu, Jung Yi tersenyum. Bila kakek bertanya seperti itu, bukankah sama artinya dengan diterimanya Jung Yi sebagai murid. Kya~~ “Terimakasih, kakek guru. Terimakasih.” Ungkap Jung Yi.


Bersama kakek, Jung Yi harus melakukan segala hal yang kakek suruh. Mencuci baju, memasak, memanaskan tungku perapian, dan merapikan rumah. Seraya merenggangkan badannya, Jung Yi mengeluh, “sebenarnya, aku ini muridnya atau ”

Waktu terus bergulir, tahun demi tahun, hari demi hari. Daaaaan.. taraa~~~ Mereka tumbuh menjadi pribadinya masing-masing.


Jung Yi, yang tumbuh dibawah pengajaran kakek. Selain berguru mengenai bagaimana cara membuat kerajinan keramik yang baik dan benar, ia juga merawat kakek. Jung Yi mendapatkan banyak pengajaran mengenai keramik. Ia juga terkadang melakukan eksperimennya sendiri. Menggunakan gua sebagai salah satu alternative untuk mengeringkan keramik dan eksperimen yang lain sebagainya.



Semakin tua, kakek semakin gemar mengkonsumsi arak. Batuk kerasnya pun engga kunjung sembuh, untuk itu, Jung Yi menggantikan kakek untuk pergi ke kota. Untuk membelikan kakek obat, juga menawarkan keramik putih buatan mereka. Dengan menyamar sebagai pria, Jung Yi pergi ke kota.


Tae Do. Ia masih seperti Tae Do yang dulu. Gagah dengan panahnya, long hair, long jaws, gorgeous, dan sexy.


Tae Do masih berlatih di tempat yang sama, di hutan yang sama. Ia terus menerus melatih kemampuan memanahnya.


Prince Imhae? Girraffe? Prince yang satu ini, ia jauh sekali dari sifat kebangsawanan. Yang Prince Imhae sering lakukan hanya pergi ke tempat prostitusi dan mabuk. Menguras kekayaan yang ia miliki. Atau seringkali, bila uang pribadinya habis untuk membayar pestanya sendiri, ia selalu mencari sumber dana lain. Menyelundupkan uang kerajaan dan masih banyak lagi.


Masih seperti Prince Imhae yang dulu. Hanya bertambah kumis xD


Seseorang tumbuh menjadi dewasa, tanpa bisa melupakan hal yang sangat istimewa dalam hidupnya. Merindukan seseorang atau suasana membuat orang itu kembali ke tempat dimana ia bisa mengingat kembali kenangan masa lalunya, nah, hal itu yang dilakukan oleh Prince Kwang Hae.


Ia mengunjungi tempat, lubang jebakan, dimana ia pertama kali bertemu dengan Jung Yi. Lubang itu masih utuh. Yang membedakan hanya, seseorang yang pernah ia temukan di tempat ini sudah pergi. Dan, sekarang, sangat mudah bagi Prince Kwang Hae untuk keluar dan masuk ke dalam lubang bekas jebakan hewan itu. Hihihi.. Ia engga perlu lagi, merengek sampai menunggu bantuan datang.


Dan, bayang-bayang Jung Yi kecil yang tengah memarahinya pun masih tampak jelas untuk Prince Kwang Hae. Someone miss Jung Yi, A LOT. Oh, ini oppanya beautiful ahjumma dee kutudrama, everyone~~


Hwang Ryeong. Kepergian Jung Yi engga berarti apa-apa untuknya. Masa lalu tetaplah masa lalu, yang sama hanya rasa sukanya pada Tae Do yang tetap ia jaga. Ia juga masih bekerja di bawah suruhan lady kolektor. Menghitung penghasilan yang di dapat, dan demi sedikit membayar hutang ayahnya.


Yook Do menjadi semakin mahir dalam melakukan kerajinan keramik. Levelnya naik, bila Kang Chun, ayahnya sudah engga lagi menjabat sebagai ketua tertinggi pengrajin keramik di kerajaan, maka Yook Do dengan mudahnya akan menggantikan posisi sang ayah.


Rapat kerajaan ditutup dengan pemberian reward kepada para bangsawan yang telah melakukan kerja dengan baik. Kali ini, reward sebuah sabuk emas kerajaan, jatuh kepada Prince Kwang Hae. Kenapa Prince Kwang Hae? Kesal Prince Imhae.



Karena Prince Kwang Hae telah berhasil menyanggupi permintaan 1000 keramik yang saat itu sangat sulit sekali untuk dicarai. Prince kwang Hae melakukan hal itu tanpa mengeluh dan mengatasi permasalahan dengan sangat baik.


Ah, ketiga Princes ini masih sama, dari masalah tinggi. They are cute.


Saat rapat kerajaan telah selesai, dengan keberaniannya Prince Imhae menghampiri Raja dan menanyakan, mengapa bukan dirinya yang mendapatkan reward tersebut. Pekerjaan yang ia lakukan lebih bagus dan baik ketimbang pekerjaan yang dilakukan oleh Prince Kwang Hae.

Raja memberikan kartu kuningnya, selama ini ia sangat mengetahui kelakuan buruk Prince Imhae. Dari mulai melakukan penyelundupan kuda, mengganti kuda istana dengan kuda tua yang lebih murah dan menggunakan uang hasil pertukaran kuda tersebut untuk kesenangan pribadi. Mendengar pernyataan raja, Prince Imhae terbata.


Rasa iri Prince Imhae kepada Prince Kwang Hae masih tetap sama. Iri melihat Prince Kwang Hae mendapatkan penghargaan dari raja. Prince Imhae memanfaatkan hal ini untuk mengambil keuntungan. Ia mengambil diam-diam sabuk emas kerajaan milik Prince Kwang Hae.

Lebih parahnya lagi, Prince Imhae memakai sabuk emas kerajaan milik Prince Kwang Hae itu, ke tempat prostitusi. See. Holy Oppa Mba Dee in danger! Alert~


Jung yi mendengar dari orang-orang di Kota bahwa penjualan keramik putih akan dihargai mahal bila didagangkan di daerah prostitusi. Nah, datang lah Jung Yi ke tempat prostitusi terkenal di Joseon.

Penyamaran sebagai seorang lelaki pengembara berjalan sukses. Engga ada yang mencurigai Jung Yi bahwa ia adalah seorang perempuan. Para wanita itu dengan senang hati menggeret-geret Jung Yi dan memanggilnya sebagai “pretty namja”.




Jung Yi menjual keramik putih buatan kakek guru dan dirinya langsung kepada pemilik dari tempat itu. Jung Yi ini rada oon, bukannya dibayar dengan logam sebagai mata uang, ia malah mendapatkan hiasan rambut, cincin bermata kuning dan hiasan hanbok. Engga mengerti mengapa ia mendapatkan itu sebagai ganti dari penjualan keramik putihnya. Bukankah ia seharusnya mendapatkan uang.


Masih di tempat yang sama, Prince Imhae tengah menikmati pesta nya dengan beberapa selir-selir cantik. Ia menari, menikmati arak dan tertawa terbahak. Saat para selir itu satu persatu pergi meninggalkan Prince Imhae, Prince Imhae yang merasa tersinggung langsung memerkan sabuk emas kerajaanya.

Dengan sabuk itu, para selir percaya dirinya memiliki level tertinggi di antara para pelanggan di tempat itu. Jadi, sudah semestinya Prince Imhae mendapatkan pelayanan nomor satu. Bukan hanya itu, ia juga mengaku sebagai Prince Kwang Hae.


“Kalian tau apa ini?” Ungkap Prince Imhae. “Ini reward dari raja. Ini juga sebagai bukti bahwa aku adalah Prince Kwang Hae.” Mendengar nama Prince Kwang Hae, para selir tersebut terkejut. “Untuk itu, tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan level yang aku duduki saat ini. Terkecuali Raja.” Prince Imhae menyombongkan dirinya.

Prince Imhae bertanya, sebenarnya bangsawan siapa yang datang ke tempat itu sehingga pelayanan bagi dirinya berkurang? Para selir menjawab bahwa Bangsawan Lee Pyung Ik sebentar lagi akan datang. Bangsawan Lee Pyung Ik adalah kaki tangan Ratu.


Mendengar nama Bangsawan Lee Pyung Ik, Prince Imhae bingung bukan kepalang. Keberadaan dirinya engga boleh diketahui oleh Bangsawan itu. Bisa habis nanti dirinya terkena hukuman dari Ayahanda Raja.

Dengan masih berpakaian piyama, is that pajamas-eung? Prince Imhae lari terbirit-birit, membawa pakaian dan menggantungkan sabuk emas kerajaan di pergelangan tangannya dengan seadanya. Ia mencari tempat untuk bersembunyi, untuk sementara, karena pintu gerbang masih dipenuhi oleh pengawal Bangsawan Lee Pyung Ik.


Di ruangan lain, Jung Yi mendengar kabar bahwa di tempat itu tengah di datangi oleh Prince Kwang Hae. Jantungnya berdetak kencang, nama Prince Kwang Hae membuatnya kehabisan nafas. This lady miss him a lot too, chu~

Kegaduhan di luar ruangan membuat Jung Yi penasaran. Beberapa orang selir mencoba menahan Prince Imhae untuk pergi, mereka memanggil nama Prince Imhae dengan nama Prince Kwang Hae. Hal itu yang membuat Jung Yi penasaran. Ia mengintip dari celah ruangan.


Engga berapa lama kemudian, saat tengah mengintip, Prince Imhae datang. Jung Yi masih percaya dan mengira bahwa orang yang ada di hadapannya adalah Prince Kwang Hae. Ia memandangi Prince Imhae yang tengah sibuk memperhatikan keadaan diluar, harap-harap cemas terhadap kehadiran Bangsawan Lee Pyung Ik.

Prince Imhae pun memberikan isyarat untuk Jung Yi untuk tetap diam dan engga membuat kegaduhan. Jung Yi yang khawatir bahwa Prince Imhae akan mengenali dirinya pun langsung menurut. Ia diam mematung.


Beberapa detik kemudian, saat semua orang telah hilang dari kepanikan mereka masing-masing. Prince Imhae keluar begitu saja dari ruangan.


Dan di saat itu, barulah Jung Yi bernafas lega.


Ia berpikir keras, membandingkan wajah Prince Kwang Hae kecil dengan orang yang baru saja ia temui. Keduanya sama sekali engga mirip.


Jung Yi berspekulasi, “Sepertinya, menjadi seorang Pangeran memang benar-benar sangat membuatnya stress. Wajahnya benar-benar berubah.

Ah, sesuatu tertinggal. Tepat disamping Jung Yi, sabuk emas kerajaan. Melihat benda yang tertinggal tersebut, Jung Yi langsung mengejar kepergian Prince Imhae.


Malang, Prince Imhae malah dengan enaknya menyuruh para selir untuk menagih uang bayaran tagihan kepada Jung Yi. Jung Yi bingung, ia benar-benar sangat sial. Selalu~ xD



Untuk membayar tagihan Prince Imhae, Jung Yi harus rela kehilangan keramik putihnya dan beberapa barang yang hendak dijadikan sebagai bayaran. Jung Yi hanya berpikir sederhana, “Bukankah, aku harus mengembalikan ini” ucap Jung Yi seraya menunjukan sabuk emas kerajaan kepada ketua selir. “Dan aku akan meminta ganti rugi, berapa pun sesuai yang aku mau.” Jung Yi mengangguk, mengiyakan idenya sendiri. Poor kid -_-”

Beberapa selir mengabarkan Bangsawan Lee bahwa Prince Kwang Hae baru saja datang. Beritu itu langsung disampaikan kepada Ratu.


Dan, seperti mendapat bola api, informasi yang baru mereka dapatkan bisa mereka jadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan dua orang princes itu secara sekaligus. Mereka, harus mendapatkan sabuk emas kerajaan itu. Harus.


Masih di kota. Jung Yi melewati malamnya di kota, dan meninggalkan kakek guru sendirian di gubuknya. Ia berdiri di depan gerbang Istana. Sesekali meminta kebaikan pengawal untuk dapat mempertemukannya dengan Prince Kwang Hae. Dan ucapan mengenaskan yang hanya didapat oleh Jung Yi.



Lady Kolektor yang memiliki hubungan dengan Bangsawan Lee, ia mendapat perintah untuk mendapatkan kembali sabuk emas kerajaan itu. Lady Kolektor yang merupakan majikan dari Hwang Ryeong pun memberikan perintah kepada Tae Do, untuk mendapatkan atau merampas secara paksa sabuk emas kerajaan yang saat ini tengah dimiliki oleh seorang pria pengembara.

Awalnya Tae Do hendak menolak, tapi bayaran yang di dapatnya bukan uang, melainkan satu buah keramik putih buatan Ayah Jung Yi yang dapat mengingatkannya kepada Jung Yi.


Dengan semua informasi yang Tae Do dapat. Bertemulah ia dengan Jung Yi. Ia sama sekali engga mengetahui bahwa pria yang ada di hadapannya adalah Jung Yi.


Tanpa mengetahui fakta tersebut, Tae Do merampas sabuk emas kerajaan yang tengah di genggam oleh Jung Yi.


Engga lupa, ia membagi senyum-eung~ nya sebelum pergi.


Jung Yi berteriak, teriakan yang malah membawanya bertemu dengan Prince Kwang Hae yang asli. Salah satu selir menarik Jung Yi dan mempertemukannya dengan Prince Kwang Hae. Selir itu memberitahukan Prince Kwang Hae bahwa Jung Yi lah yang menyimpan sabuk emas kerajaan.

Lagi. Tanpa mengetahui bahwa orang yang ada dihadapannya adalah Jung Yi, Prince Kwang Hae bertanya dengan sinis, “Kembalikan sabuk emas kerajaan milikku.”

“Iya?” Jung Yi kebingungan.



Dan. Bersambung saudara sebangsa dan setanah air-eung~
Bersambung Sinopsis Goddess of Fire, Jung Yi episode 6

0 komentar:

Posting Komentar

 

2011 Copyright Makal Linux