-->

Kamis, 08 Agustus 2013

Happy Eid Al-Fitr ^^


Happy Eid Al-Fitr
♡ Mohon Maaf Lahir dan Batin ♡

Karena banyak serpihan fantasi, kesalahan 
dan kegilaan yang tercecer selama pembuatan sinopsis. 
Maaaaaaaaaaaaf..^^


And thank you for becoming

 Or only become cute stalkers
That's alright

Much love for you

sincerely,
ELok Langita 
who loves onew and kkeugeum too much
READ MORE - Happy Eid Al-Fitr ^^

Selasa, 06 Agustus 2013

Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 10 part 2


Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 10 part 2

Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 10 part 2



Tidak jauh dari tempat Jung Yi membersihkan diri di sungai, Tae Do menungguinya. Tersenyum manis saat mendengar Jung Yi yang berteriak minta ditunggui, “Oppa.. Kau masih di sana kan? Oppa.. Jangan kemana-mana, karena aku takut.” Pinta Jung Yi seraya berteriak. “Jangan khawatir, aku di sini.” Ujar Tae Do lembut seraya tersenyum. Manis. Cantik. Maniiiiiiiiis. Yummzzz…



Kedatangan Prince Kwang Hae yang secara tiba-tiba membuat senyum itu hilang. “Jadi kau adalah kakak dari Tae Pyung?” tanya Prince Kwang Hae yang berjalan mendekati Tae Do. “Kau mengetahuinya? Bahwa Tae Pyung adalah seorang perempuan?” sela Tae Do. “Kau pernah mengatakan bahwa kau datang ke Bunwon dan menjadi asisten pribadi Prince Shin Seong, hanya untuk menjaga seserang. Dan orang itu adalah Tae Pyung, benar?” tanya Prince Kwang Hae mencari-cari jawaban apakah terkaannya benar.



Ini kesempatan bagi Tae Do untuk menanyakan mengenai rumor yang beredar luas di Bunwon, tentang hubungan Prince Kwang Hae dan Jung Yi. “Aku dengar sebuah rumor, mengenai hubungan Yang Mulia dengan Tae Pyung.” Prince Kwang Hae segera menampiknya, “How dare you! Itu hanya sebuah rumor sampah.” Tae Do menanyakan hal ini, karena berkaitan dengan keselamatan Jung Yi/Tae Pyung. “Jika kau begitu khawatir dengan adikmu, kau tidak seharusnya membiarkan Tae Pyung menjadi bagian dari Bunwon. Pastikan bahwa ia tidak membuat masalah.” Pinta Prince Kwang Hae sebelum ia pergi meninggalkan Tae Do.


Seharusnya memang seperti itu, untuk tidak membiarkan Jung Yi melangkahkan kakinya ke dalam istana. Menyentuh masalah atas kemauannya sendiri, demi untuk mewujudkan cita-cita ayahnya, Jung Yi melakukan hal itu. Tae Do tidak mampu melarang atau mencegah Jung Yi, yang hanya bisa ia lakukan hanya, menjaga dan melindunginya. Mungkin saat Jung Yi berhasil menggapai apa yang diinginkannya, ia akan menyadari bahwa Tae Do lah yang selalu ada di sampingnya.


Sepulangnya dari sungai, Jung Yi dan Tae Do berjalan beriringan. Sunyi, hanya semilir angin yang terdengar.
Ada banyak hal yang ingin sekali Tae Do tanyakan pada Jung Yi. Namun entah mengapa, sangat sulit baginya hanya untuk sekedar bertanya, bibir dan lidahnya seketika kelu. Semua kata-kata yang ia coba rangkai terdengar sangat tidak selaras. Semua ucapannya hanya ia lirihkan di dalam hatinya, “Sebenarnya apa yang terjadi, Jung-ah? Bagaimana Yang Mulia bisa mengetahuinya? Bagaimana Yang Mulia dapat mengetahui identitasmu yang sebenarnya?” Hanya itu. Sekelumit kata sederhana yang tidak juga mampu Tae Do lontarkan.



Seperti mendapat telepathy, Jung Yi malah yang bertanya, “Oppa, ada yang ingin kau tanyakan?”.



Tae Do hanya tersenyum seraya melepaskan lapisan luar bajunya dan meminjamkannya kepada Jung Yi. Membiarkan tubuh Jung Yi hangat dengan pakaian miliknya. Jung Yi menyambut senyuman Tae Do, “Gumawo, Oppa.. Tanpamu, bagaimana aku bisa hidup.” Ungkap Jung Yi.



Besok akan diadakan upacara adat tea-cup, dimana para pekerja pengrajin keramik di Bunwon memberikan penghormatannya terhadap dewa. Upacara adat yang mereka percaya akan membawa keberuntungan. Sebelum upacara dimulai, Kang Chul mendatangai Yook Do. Memeriksa tea-cup yang akan diikutsertakan dalam upacara penyembahan. Ia memeriksa satu persatu keramik yang ada di hadapannya. Ukiran Yook Do sangat memuaskan, tapi sebentar, mata Kang Chul terpaku pada salah satu tea-cup yang berukiran bunga. Tea-cup yang dibuat oleh Tae Pyung/Jung Yi.



“Mengapa ada tea-cup buatan wanita?” tanya Kang Chul dengan geram. “Tae Pyung yang membuatnya. Kalau aku tidak melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa Tae Pyung yang membuatnya, aku pasti juga mengira bahwa ukiran itu adalah ukiran yang dibuat oleh seorang wanita.” Jawab Yook Do. Kang Chul menyuruh Yook Do untuk menjauhkan tea-cup berukiran bunga tersebut. “Aku tengah mengajarkan Tae Pyung perbedaan antara tea-cup hasil pembakaran dengan tea-cup yang belum dibakar. Jadi biarkan tea-cup itu disajikan di dalam upacara besok.” Pinta Yook Do.

Seorang pengrajin wanita di era Joseon sangat identik dengan pembuatan ukiran bunga di sisi tea-cup. Itulah mengapa Kang Chul dengan sangat mudah menebak siapa pembuat ukiran tersebut, apakah ukiran itu buatan wanita atau pria. Pengrajin wanita biasanya memiliki standar lengkungan dan kedalaman lengkungannya yang sangat identik. Berbeda dengan pengrajin pria.




Upacara dilaksanakan di pelataran Bunwon di dekat beberapa tempat pembakaran keramik. Penghormatan pertama dilakukan oleh Prince Kwang Hae diikuti oleh Kang Chul dan Yook Do, kemudian beberapa orang pekerja lainnya melakukan gerakan penghormatan secara bersamaan. Level Jung Yi/Tae Pyung masih sangat rendah, ia tidak memiliki hak untuk melakukan penghormatan. Ia hanya berdiri di pinggiran pelataran, ikut memperhatikan dengan kecemasan dan pengharapan agar tea-cup dapat selesai dengan baik dan sempurna.



Ayah Hwang Ryeong menarik-narik Jung Yi, membawanya ke perbatasan antara pelataran yang tengah dipakai upacara, dengan tempat para pekerja pengrajin wanita. Ia menyuruh Jung Yi untuk tetap siaga di tempat itu, memperhatikan bila ada wanita yang mendekati pelataran, maka usir saja. Ayah Hwang Ryeong mendemonstrasikan pada Jung Yi bagaimana cara mengusir para pengrajin wanita yang mendekati pelataran.
Dengan kaku dan canggung, Jung Yi mengikuti cara Ayah Hwang Ryeong. “Pergi.. Pp..pper..gi..”


Jung Yi terbata. “Tinggikan suaramu. Keraskan suaramu.” Suruh Ayah Hwang Ryeong. Jung Yi mengeraskan suaranya tanpa mampu menatap para wanita yang melewatinya. “Per..rrggi.. wanita hanya membawa ssi..ssi..aal. Per..rrggi.. wanita hanya membawa ssi..ssi..aal” ungkapnya berulang-ulang.



Kakek guru datang mengunjungi Lady Kolektor, mereka saling mengenal tentunya. Karena Kakek guru ternyata adalah seorang petinggi dan pemimpin di Bunwon beberapa tahun silam. Whaa… That’s why he is an expert. Hal itu menjelaskan kenapa kakek memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bidang kerajinan keramik. He isn’t nothing, he IS something #teenwooolf =D



Kakek memuji Lady Kolektor yang kencantikannya tidak berubah, tetap sama seperti beberapa tahun silam. Ia juga memuji Hwang Ryeong, ia mengatakan bahwa kecantikan Hwang Ryeong sama seperti kecantikan Lady Kolektor. Ting. Kedatangan kakek guru adalah untuk mendapatkan informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di Bunwon. Event apa yang membuat anak didiknya Jung Yi kembali ke rumah hanya untuk mengambil lumpur Cheong Ja.


Ah, itu. Menteri China Ming memberi mandate tentang tea-cup anti-dingin. Kakek berpikir keras, ia mengolah informasi mengenai komponen bahan baku yang bisa membuat satu tea-cup menjadi tetap hangat bila dituangkan cairan. Lady Kolektor mempersilakan Kakek Guru untuk menggunakan tempat pembakaran keramik miliknya bila kakek memerlukan.



Setelah upacara selesai, prosesi pembuktian tea-cup pun dilakukan, Prince Kwang Hae yang memimpinnya. Para pengrajin BunWon, Kang Chul, Yook Do termasuk Jung Yi ada di ruangan itu. Mereka membentuk lingkaran terputus. Setelah air teh hangat dituangkan, Prince Kwang Hae tidak lagi perlu melihat bentuk tea-cup, karena bagian luar tea-cup sudah benar-benar 100 persen sama dengan tea-cup China. Hanya tinggal menguak rahasia di dalam tea-cup.



Secara perlahan Prince Kwang Hae menyeruput teh nya. Ia meminumnya tanpa respon apapun, diikuti oleh Yook Do.  Yook Do meminum teh dari tea-cup yang sama, dengan yang baru saja digunakan oleh Prince Kwang Hae. Raut wajah kecewa Yook Do membuat semua orang yang ada ditempat itu menjadi prihatin. Tea-cup percobaan kedua ini gagal lagi.


Teh hangat yang dituangkan seketika mendingin dan tidak lagi hangat. Yang bisa Tae Do lakukan hanya meminta maaf, “Maafkan aku Yang Mulia. Aku benar-benar percaya bahwa kali ini akan berhasil. Namun… pada akhirnya aku tidak sanggup untuk menutupi rasa malu ku.”



Yook Do menyendiri di ruang kerjanya, Jung Yi berada di dekat Yook Do. Rumor tentang tabunya seorang wanita dalam proses pembuatan keramik semakin menghantui Jung Yi. Hingga iya mempercayai rumor itu, dan mulai menyalahkan dirinya sendiri. Jung Yi bertanya perihal keterlibatan wanita dalam proses pembuatan keramik. “Dewa tembikar akan sangat marah bila ada wanita yang terlibat, itu merupakan hukum yang tidak tertulis tapi dipercaya oleh kami, para pengrajin keramik sejak beberapa tahun lalu.” Jawab Yook Do.


Mendengar hal itu, Jung Yi semakin merasa bersalah. Ini memang salahnya, ia tidak seharusnya terlibat sejak awal. Jung Yi bertekad untuk mengatakan segalanya, ia akan berkata jujur tentang identitasnya. “Tuan Muda, ini bukanlah salah tuan muda. Akulah yang bersalah—” belum sempat Jung Yi menyelesaikan kata-katanya, Yook Do jengah, ia tidak ingin mendengar seseorang mencoba menyemangatinya lagi. Ia juga tidak ingin melihat orang lain disalahkan karena kesalahan yang ia perbuat. “Aku tidak ingin mendengar apapun, so get out. I said get out!!” pekik Yook Do pada Jung Yi.



Para pengrajin, Kang Chul dan Prince Kwang Hae masih berada di ruangan itu. Mereka memikirkan kemungkinan penyebab dari kegagalan tea-cup yang dibuat oleh Yook Do. Semua bahan baku berkualitas tinggi, suhu pembakarannya pun tepat, tidak ada yang salah.


Mata Kang Chul terpaku pada satu tea-cup dengan ukiran bunga khas wanita. Ia mengambil tea-cup itu, lalu memperhatikannya dengan tatapan tajam. “Seorang wanita.” Ungkapnya. “Tidak ada lagi hal yang membuat semua ini gagal selain, ikut campurnya seorang wanita dalam proses pembuatan tea-cup.” Ujar Kang Chul. “Aku akan segera menangkap pengkhianat itu.”



Prince Kwang Hae beranjak dari duduknya, ia mengambil langkah cepat untuk segera menemui Jung Yi. Kang Chul sudah mengetahui jati diri Jung Yi yang sebenarnya, pikir Prince Kwang Hae. Ia mencari keberadaan Jung Yi, dan saat bertemu dengannya, Prince Kwang Hae berkata, “Pengrajin Kang Chul sudah mengetahui identitasmu yang sebenarnya.” Ungkap Prince Kwang Hae yang menemukan Jung Yi tengah berdiri di depan ruang kerja Yook Do. Jung Yi cemas. “Pergilah, sekarang juga, sebelum ia menemukanmu.” Kata Prince Kwang Hae yang tidak ingin melihat Jung Yi terkena hukuman.



Jung Yi belum juga beranjak dari tempatnya berdiri, masih ada hal yang mengganjal hatinya. Yook Do. Kebohongan yang selama ini ia simpan dari Yook Do benar-benar membebaninya, setidaknya sebelum Jung Yi pergi, ia harus meminta maaf dan mengatakan hal yang sebenarnya pada Yook Do. Namun, Prince Kwang Hae segera mencegah Jung Yi. “Tidak ada waktu lagi, kau harus pergi saat ini juga.” ucap Prince Kwang Hae seraya menahan tangan Jung Yi untuk tidak kembali masuk ke ruangan untuk menemui Yook Do.



Tiba-tiba Ayah Hwang Ryeong datang, mengabarkan pada Prince Kwang Hae bahwa Kang Chul telah menemukan siapa pengkhianat yang mengacaukan ritual dan membuat dewa tembikar marah. Dan orang itu ternyata bukan Jung Yi. Orang yang Kang Chul sangka sebagai pengkhianat itu bukan Jung Yi, tapi pekerja perempuan yang bernama Oh Gook Bi.



Oh Gook Bi di seret oleh beberapa petugas, ia dipaksa untuk menunduk di hadapan Kang Chul. Kang Chul marah besar, kemarahan yang langsung ditampik oleh Oh Gook Bi, “Bukan aku yang melakukannya, tuan. Aku tidak akan melanggar aturan. Dan itu bukan aku.” Gook Bi meminta ampunan dari Kang Chul. Ia benar-benar ketakutan, badannya gemetar.


Namun Kang Chul tidak mempercayai Gook Bi, bukankah Gook Bi yang beberapa waktu lalu datang kepada Kang Chul dan menentang Kang Chul. Mengatakan pada Kang Chul bahwa perempuan juga diperbolehkan untuk terlibat dalam proses pembuatan keramik. Itu alasan Kang Chul mengapa memberikan tuduhannya dengan mudah kepada Gook Bi. Tanpa banyak membuang waktu, Kang Chul menyuruh para petugas untuk menyeret Gook Bi, menjerumuskannya ke dalam penjara, sampai menunggu waktu eksekusi bagi Gook Bi ditetapkan.



Jung Yi datang dengan tergesa-gesa, ia menghalangi beberapa petugas yang tengah menyeret Gook Bi. Merentangkan tangannya dan melepas paksa cengkraman tangan petugas pada tangan Gook Bi. Tanpa merasa takut, Jung Yi menghadap Kang Chul. Ia berlutut dan mengatakan, “Aku… aku lah yang bersalah. Aku yang berkhianat.” Ucapnya lantang. “Apa maksudmu?!” tanya Kang Chul. “Aku..” Jung Yi mengumpulkan kekuatannya sampai akhirnya berkata, “Aku adalah seorang perempuan.”



Pengakuan yang mengejutkan banyak orang. Mereka mulai berbisik satu sama lain. “Kau! Lepaskan bajunya saat ini juga.” Perintah Kang Chul pada pengawal kerajaan. Langkah pengawal kerajaan yang hendak melakukan suruhan Kang Chul terhenti, saat Prince Kwang Hae datang, “Aku yang memberikannya kesempatan, aku yang memperbolehkannya melakukan penyamaran.” Ungkap Prince Kwang Hae.



Atas perintah Prince Kwang Hae, Jung Yi hanya di kurung di gudang, ia tidak dijerumuskan langsung ke dalam penjara. Jung Yi menyendiri dan menangis, beban ini harus ia tanggung sendiri. Tidak ada yang bisa membantu. Tak lama kemudian, pintu gudang terbuka, Yook Do perlahan masuk ke dalam ruangan. Ia mendapati Jung Yi yang tengah menelungkupkan wajahnya. “Jadi, hal yang sangat ingin kau katakan kepadaku adalah tentang hal ini.” Lirih Yook Do.



“Aku ingin mengatakan hal yang sebenarnya, sebelum orang lain mengetahui segalanya.” Ungkap Jung Yi. Ia berlutut dihadapan Yook Do. Tidak ingin mendengar penjelasan apa-apa dari Jung Yi.


Ia hanya keluar dari gudang dan membiarkan pintu gudang itu terbuka. Membiarkan Jung Yi untuk melarikan diri, karena tidak ada yang bisa dilakukannya. Ia bahkan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, juga tidak bisa menyelamatkan ayahnya.Yang bisa dilakukannya saat ini adalah membantu Jung Yi untuk keluar dari masalah dengan cara melarikan diri.


Namun Jung Yi tidak juga beranjak dari tempatnya berdiri. Ia membiarkan pintu gudang itu terbuka. Yook Do berkata pada dirinya sendiri, “mengapa kau tidak keluar dan melarikan diri?” Seperti tau akan jawaban yang akan diucapkan Jung Yi, Yook Do kembali berkata, “Karena jika kau melarikan diri maka aku pun akan melakukan hal yang sama dan sebaliknya.”



Kang Chul menetapkan keputusannya, meskipun levelnya berada di bawah Prince Kwang Hae, namun bila Prince Kwang Hae melakukan hal yang dapat menentang masa depan Bunwon, maka Kang Chul akan mengambil tindakannya, tindakan yang menurutnya sesuai. Perihal Jung Yi, ia tidak bisa lagi berada di balik pendapat Prince Kwang Hae yang sangat berbenturan dengan pendapatnya. Maka dari itu, secara terang-terangan Kang Chul memberitahukan Prince Kwang Hae, bahwa Jung Yi akan dihukum sebagaimana mestinya.


Malam itu, beberapa pengawal kerajaan membawa Jung Yi keluar dari istana secara sembunyi-sembunyi. Mereka membawanya melewati hutan. Tidak perlu melakukan apapun, karena Jung Yi’s guardian angel akan selalu datang tepat pada waktunya.


Prince Kwang Hae sengaja membocorkan rahasia Kang Chul, ia memberi tahu Tae Do, akan dibawa kemana Jung Yi. “Selamatkanlah Tae Pyung, bila ia sampai ke tempat tujuannya, ia akan dijadikan budak pemerintah sepanjang hidupnya.” Pesan Prince Kwang Hae pada Tae Do.


Sangat mudah bagi Tae Do untuk membawa Jung Yi pergi dari segerombolan pengawal kerajaan. Tidak memakan waktu lama untuk dapat melumpuhkan para pengawal dengan kemampuan bertarungnya. Setelah para pengawal tumbang, Tae Do membawa paksa Jung Yi. Ia membawa Jung Yi di pundaknya, berlari ke sebuah tempat yang lebih aman.



Perlahan Tae Do membuka penutup wajahnya, Jung Yi terkejut bahwa orang yang menyelamatkanya adalah Orabeoni Tae Do kun chu~~ Malam itu, untuk yang kesekian kalinya, Tae Do menyelamatkan Jung Yi.



Ia melepaskan tali pengikat yang mengikat lengan Jung Yi. Dan backsound menyayat jiwa raga bangsa dan tanah air pun diputar ♫ I am afraid you are someone who is moving farther away. ♫ I am afraid you are someone who is moving farther away. ♫ ♫ Even if I could reach you ♫


Ada kerinduan yang mendalam bagi Tae Do, sebuah kenyamanan. Saat dunianya hanya tentang Jung Yi, memanah, dan rumah. Saat mereka masih tidak terusik dengan apapun. Ia merindukan kenyamanan itu. “Jung-ah~ Let’s go home now.” Pintanya. “Hidup di dalam rumah sederhana. Pergi berburu, membuat guci. Hidup seperti kita dulu.” Tae Do mencoba mengingatkan.


Kerinduan Tae Do akan kenyamanan masa silam berbanding terbalik dengan keinginan Jung Yi. Sebelum ia dapat mewujudkan mimpi Ayahnya, agar dirinya menjadi pengrajin keramik terbaik di Joseon, tidak ada hal lain yang sangat diinginkannya selain hal itu. “Oppa.. ada sesuatu hal yang sangat ingin aku bicarakan dengan Hwang Ryeong.” Jung Yi mengalihkan pembicaraan dan meminta Tae Do mengantarkannya untuk menemui Hwang Ryeong.



Sesampainya di toko Lady Kolektor, Jung Yi dan Tae Do bertemu dengan Kakek Guru. Jung Yi menahan air matanya, “Aku tau, sesuatu pasti akan terjadi padamu. Maka dari itu, aku disini, untuk bertemu denganmu.” Ujar kakek saat melihat kedatangan Jung Yi.



Kakek mencoba mengajarkan Jung Yi tentang bagaimana sebenarnya cara pembuatan tea-cup anti dingin. Ia membawa Jung Yi ke tempat pembakaran milik Lady Kolektor. Dengan beberapa bentukan keramik seadanya, Kakek Guru menata tempat pembakaran dengan cara berbeda. Tidak seperti biasanya, kali ini beberapa bata di taruh di pintu tempat pembakaran, mengakibatkan sirkulasi udara di dalam pembakaran tersebut tidak berubah.



Melihat kakek guru, Jung Yi mulai mencerna semua hal yang baru saja dilakukan oleh gurunya itu.


“Apakah cara pembuatan tea-cup China juga seperti ini, kakek guru?” tanya Jung Yi penasaran. “Seharusnya kau menanyakan hal itu sejak awal. Kau ini. Aku tidak usah susah-susah seperti ini.” Jawab Kakek dengan bangga. “Ah, terimakasih kakek. Kakek, nanti aku pasti akan memijati kakimu.” Jung Yi terlonjak senang bukan kepalang. Akhirnya ia bisa menemukan cara untuk membantu Yook Do.



Hal yang harus ia lakukan saat ini adalah pergi menemui Yook Do dan menyampaikan semua hal yang baru saja kakek guru lakukan. Langkahnya kembali terhenti karena larangan Tae Do. Jung Yi baru saja keluar dari bahaya dan ia akan memasuki bahaya lagi? Tae Do tidak akan membiarkan hal itu terjadi. “Aku memohon padamu untuk tidak pergi.” Pinta Tae Do. “Tapi, Oppa. Aku harus menyampaikan semua ini pada pengrajin Yook Do.”



“Biar aku saja yang menyampaikannya.” Ungkap Hwang Ryeong yang baru saja tiba. Ia berjalan mendekati Jung Yi. “Kau tetap di sini, aku yang akan menyampaikan pada pengrajin Yook Do. Oppa, kau harus tetap menjaga Jung Yi” Ungkapnya sekali lagi.


Hwang Ryeong tidak sekalipun tersenyum ke arah Jung Yi. Hanya sekedar menatapnya dengan dingin. Hwang Ryeong masih marah, karena Jung Yi belum juga menepati janjinya, untuk melepaskan Tae Do. Jung Yi masih bertengger di bawah lindungan tangan Tae Do.



Hwang Ryeong datang tepat pada waktunya, sebelum Yook Do benar-benar dipaksa pergi oleh Kang Chul. Kedatangan Hwang Ryeong membuat Yook Do mengerti tentang keteguhan yang harus dimilikinya. “Aku tidak ingin memiliki guci pemberianmu ini” ujar Hwang Ryeong, ia menyerahkan guci putih berukir bunga yang sudah sejak dari dulu diperuntukkan untuknya dari Yook Do.


“Ada lima tea-cup di sana. Aku menginginkannya satu, setelah kau berhasil membuatnya sesuai dengan keinginan Raja.” Ujar Hwang Ryeong.


Keputusan yang dibuat Yook Do sudah bulat, ia akan terus melanjutkan pembuatan tea-cup China. Entah apapun hasilnya. Sebelum Yook Do pergi menemui Jung Yi/Tae Pyung, ia membuatkan sebuah surat yang ia tinggalkan di ruang kerjanya. Surat yang saat ini tengah dibaca oleh Kang Chul. Kang Chul cemas setelah membaca surat itu, karena Yook Do pergi tanpa diketahui olehnya.


Bersama Tae Pyung/Jung Yi, proses pembuatan tea-cup berjalan sesuai dengan beberapa theory peng-keramik-an yang dicetuskan oleh kakek guru. Pertama, tempat pembakaran tembikar harus berbentuk cekung yang ujungnya lancip. Selanjutnya, untuk membuat dinding tempat pembakaran, pencampuran antara batu lembut dan lumpur perekat harus sesuai sehingga panas yang dihasilkan akan membuat kualitas keramik menjadi baik.



Kemudian, bahan bakar yang digunakan harus berupa potongan kayu dari pohon pinus. Dan yang terakhir adalah, pembuatan tea-cup ini tidak boleh ditinggal dengan alasan apapun, pengecekan harus dilakukan secara berkala agar kadar elemen dalam tea-cup menjadi seimbang.



Di kerajaan, Raja sengaja mengajak berbicara secara empat mata bersama Prince Kwang Hae. “Kau harus berhasil. Ini adalah cara Menteri China Ming untuk menjatuhkanku, alasannya karena aku belum menetapkan pewaris tahta yang tepat bagi kerajaan Joseon. Bila saat ini kau berhasil, kau akan menjatuhkan harga dirinya dan itu akan membuat kerajaan China menjadi segan kepada kerajaan kita.” Ungkap Raja pada Prince Kwang Hae.


Entah itu Prince Imhae dan Ratu, keduanya sudah memprediksi kegagalan yang akan diterima oleh Prince Kwang Hae dan BunWon. Seperti sebuah doa, kegagalan yang didoakan oleh dua pihak secara terpisah.



Keberuntungan selalu berada di pihak Prince Kwang Hae, lihat saja, Yook Do datang tepat pada waktunya. Tangannya sibuk membawa hasil tea-cup buatannya. Tea-cup yang saat ini juga akan ia persembahkan ke hadapan Raja dan Menteri China Ming.



Dengan hati-hati, Prince Kwang Hae mempersembahkan duplikat tea-cup yang telah dibuat Yook Do dan Jung Yi. Ia berjalan di pelataran istana dan menaruh tea-cup tersebut di hadapan Raja dan Menteri China Ming. Semua orang menahan nafasnya, mereka gugup akan hasil yang akan diumumkan.



Raja benar-benar terpukau dengan bentuk duplicat tea-cup China tersebut yang seratus persen hampir sama dengan tea-cup China yang asli. Seorang pelayan segera menuangkan air panas ke dalam tea-cup. Prince Kwang Hae, Yook Do, Kang Chul dan Prince Imhae, mereka menunggu keajaiban yang datang dan memikul kekhawatiran mereka masing-masing.



Sedangkan Jung Yi, ia berada di luar istana dengan kecemasannya yang semakin menjadi.
Bersambung.. Sinopsis Goddess of Fire Jeongi episode 11
 aww... Oppaaaaaaaa~~~ ❤

READ MORE - Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 10 part 2
 

2011 Copyright Makal Linux