Minggu, 04 Agustus 2013

Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 9 part 2


 
Sinopsis Goddess of Fire Jung Yi episode 9 part 2


Bagi Yook Do, Kang Chul adalah segalanya. Seorang ayah yang selalu melindungi. Seorang guru yang menjadi panutan untuk setiap mimpi-mimpinya dalam kerajinan keramik. Dan begitu pula sebaliknya, Yook Do adalah segalanya bagi Kang Chul, ia akan melakukan apapun untuk Yook Do. Dan kali ini, Kang Chul benar-benar dibuat resah. Kang Chul percaya, bila dirinya tidak mampu membuat tea-cup, apa Yook Do sanggup membuatnya.


“Bukankah kau pernah mengatakan bahwa aku ditakdirkan untuk membuat tembikar surga yang sangat indah. Aku tidak ingin menjadi anak yang memalukan. Aku PASTI, pasti, akan membuatnya. Ayah.” Yook Do sepenuhnya meyakinkan Kang Chul, bahwa dirinya bisa melakukan mandate dari Raja dan Menteri China Ming. Yang dibutuhkan Yook Do hanya kepercayaan Ayahnya saja.


“Ayah adalah segalanya bagiku. Kau adalah surga bagiku, ayah. Jika sesuatu terjadi padamu, sekecil apapun itu, maka surgaku akan  benar-benar runtuh. Ayah percayalah padaku, untuk kali ini saja.” Ketulusan Yook Do mampu meluluhkan kecemasan Kang Chul. Sedikit demi sedikit rasa kepercayaan itu muncul. Binaran mata Kang Chul berubah pasti, ia sangat mempercayai anaknya. Segalanya mimpi-mimpinya, cita-citanya, bertumpu pada Yook Do.


Kang Chul memberitahukan rahasia dibalik tea-cup yang dibawa oleh Menteri China Ming, setelah Yook Do membeberkan beberapa bahan baku yang akan ia gunakan dalam proses pembuatan tea-cup. Rahasia di dalamnya adalah, tea-cup itu tidak akan mendinginkan seduhan air yang dituangkan ke dalamnya.Kalau di era kita, fungsinya sama seperti termos air panas. Bila air hangat di tuangkan ke dalam tea-cup China itu, maka air itu akan tetap hangat dalam kurun waktu yang lama. Rahasia ini, belum sanggup dipecahkan oleh Kang Chul. Bahan apa dan bagaimana tea-cup China ini dibuat.



Semua orang pekerja di Bun Won mengetahui bahwa, bila pembuatan tea-cup gagal, maka Yook Do dan Kang Chul akan mendapatkan hukuman. Di keluarkan dari istana, atau menjadi budak pemerintah. Bukan hanya Yook Do dan Kang Chul saja, tapi hukuman akan berimbas kepada mereka yang ikut membantu dalam pembuatan proses tea-cup itu sendiri.

Tak ada satupun pekerja yang ingin terlibat. Mereka tidak ingin terkena cipratan pahit dari hukuman yang ada di depan mata. Untuk menghindari pekerjaan ini, hampir seluruh pekerja pengrajin keramik di Bun Won berpura-pura sakit. Ayah Hwang Ryeong pun jadi salah satu dari mereka. Terkecuali Jung Yi/Tae Pyung.



Jung Yi membawa beberapa cairan untuk proses pembuatan tea-cup. Heran melihat Jung Yi/Tae Pyung yang masih bersedia membantunya, Yook Do bertanya, “Sebaiknya kau pergi. Beberapa orang terlihat seperti menghindari bila sesuatu hal yang buruk terjadi. Kau seharusnya melakukan hal yang sama seperti mereka. Menghindari masalah.”


Jung Yi hanya tersenyum dengan pasti, ia tidak akan pernah mengangkat kakinya untuk melarikan diri. Ia ada di Bunwon untuk membantu, “Aku yakin, tuan muda bisa melakukannya. Tidak ada seorang pun yang ahli dalam kerajinan keramik selain tuan muda. Aku ingin sekali melihat cara pembuatan tea-cup tersebut. Jadi biarkan aku disini untuk membantu.”



Sampailah berita tentang para pekerja yang berpura-pura sakit untuk menghindari hukuman, pada Prince Kwang Hae. Kesal sekali, ini adalah saat yang paling penting dan semua orang terlihat seperti segerombolan pengecut yang menjauh. Pekerjaan akan berjalan dengan baik, bila di dukung oleh tim yang solid. “Aku akan mengumpulkan mereka dan menyuruh mereka untuk membantumu.” Janji Prince Kwang Hae.


Yook Do tidak ingin melihat orang lain menderita karenanya. Ia sangat mengerti posisi para pekerja pengrajin di Bun Won. Cukup wajar bila mereka memilih untuk menghindari masalah. “Tidak mengapa. Tae Pyung sudah cukup membantu.” Jawab Yook Do. “Aku hanya ingin meminta bantuan Yang Mulia untuk mengizinkanku memasuki perputakaan kerajaan. Agar aku dapat memecahkan rahasia tea-cup China ini.” Pinta Yook Do.


Prince Kwang Hae akan membantu Yook Do, ia bersedia mengambilkan beberapa buku terkait di perpustakaan kerajaan. Yang Yook Do harus lakukan hanyalah memfokuskan diri dalam pembuatan tea-cup. Prince Kwang Hae memandangi Tae Pyung yang tertunduk, “Kau jangan membuat masalah saat membantu Pengrajin Yook Do.” Jung Yi perlahan tersenyum kaku dan mengiyakan.



Yook Do dalam bahaya, itu yang selalu terngiang di pikiran Kang Chul. Ia belum bisa mempercayai sepenuhnya kemampuan Yook Do, atau keajaiban yang akan datang kepadanya. Setidaknya, Ratu mungkin dapat membantu. Selama ini Kang Chul, selalu melakukan aaaapapun perintah yang disuruhkan ratu padanya.


Ia datang menemui Ratu, bersujud di hadapan Ratu, merendahkan dirinya serendah mungkin. Meminta agar Ratu dapat mempertimbangkan kembali mandate yang diberikan oleh Menteri China Ming. Bagi Ratu, tidak ada permasalahan lagi tentang mandate itu. Toh, bila tsesuatu yang buruk terjadi, Prince Kwang Hae yang akan menanggungnya. Karena Prince Kwang Hae telah bersedia untuk menggantikan posisi Prince Shin Seong, untuk kali ini saja.

“Anakku, Yook Do terlibat dalam permasalahan ini Yang Mulia.” Ucap Kang Chul dengan masih menundukkan kepalanya. Ratu masih dengan senyuman dinginnnya, ia benar-benar tidak mau tau dengan permasalahan Kang Chul. Itu adalah masalah Kang Chul, urusi saja permasalahan itu sendiri, karena Ratu tidak akan melakukan apapun untuk membantu.

“Jika ini merupakan sebuah jebakan yang dibuat oleh Menteri Ming, maka jebakan itu akan memusnahkan Prince Kwang Hae.” Ucap Ratu yang menyertai penolakan halusnya dengan senyuman licik. Penolakan yang menghujam Kang Chul. Ia sama sekali tidak habis pikir, keloyalitasannya terhadap Ratu is nothing.



Tea-cup sudah berhasil di buat. Jung Yi mengeluarkannya dengan hati-hati dari tungku pembakaran. Yook Do memperhatikan secara serius dari tea-cup tersebut. Tidak boleh ada kesalahan, sekecil apapun. Tae-cup tersebut harus benar-benar sempurna.


Dari kejauhan, Kang Chul hanya bisa menatap Yook Do yang sangat telaten mengerjakan segala hal. Ia berkata pada dirinya sendiri, sebuah doa, untuk anaknya. “Kau berada dalam bahaya. Tapi aku sebagai seorang ayah, tidak bisa menghalau bahaya tersebut. Aku mohon, berhasilah. Berhasilah dalam merintangi bahaya, Yook Do-yah.”



Jung Yi diperintahkan oleh memberitahukan Prince Kwang Hae bahwa tea-cup telah selesai dibuat. Dan Prince Kwang Hae diharapkan melakukan penge-tes-an. Apakah rahasia di dalam tea-cup tersebut sudah benar-benar terpecahkan atau belum Prince Kwang Hae yang baru saja mengambilkan beberapa buku dari perpustakaan kerajaan pun menyuruh Jung Yi untuk ikut bergabung.


Jung Yi/Tae Pyung menolak, ia hanya pekerja pengrajin kelas bawah. Ia tidak berhak untuk ikut bergabung menyaksikan pembuktian rahasia tea-cup. Tapi Prince Kwang Hae tetap memaksanya, ia menekankan bahwa ini adalah perintah darinya, perintah dari seorang pangeran yang tidak boleh ditolak.



Prince Kwang Hae, Yook Do, Kang Chul, Jung Yi/Tae Pyung dan beberapa orang pengrajin Bunwoon lainnya berkumpul. Setelah dibuat, tea-cup tidak boleh digunakan oleh siapapun, orang pertama yang wajib menggunakan tea-cup hanyalah Prince Kwang Hae. Prince Kwang Hae terkagum-kagum dengan tea-cup yang dibuat oleh Yook Do. Dalam bentuk, pahatan dan warna, tea-cup Yook Do sudah memenuhi kriteria 100 persen sama dengan tea-cup China. Hanya meninggalkan beban, apakah tea-cup tersebut anti-dingin atau tidak.


Sebagai pembuktian, Jung Yi/Tae Pyung menuangkan teh panas ke dalam tea-cup. Prince Kwang Hae menunggu beberapa detik sebelum meminumnya. Hitungan detik yang membuat semua orang tegang dengan hasil yang akan didapat. Apakah berhasil? Apakah tea-cup tersebut mampu menjaga kehangatan cairan yang dituangkan?


Perlahan Prince Kwang Hae meminum tehnya. Gelengan pelan darinya menandakan bahwa tea-cup itu masih belum sempurna. Percobaan pertama gagal. Tea-cup buatan Yook Do tidak mampu menjaga kehangatan cairan yang dituangkan. Prince Kwang Hae yang tidak ingin melihat Yook Do putus asa, ia menghibur Yook Do, mengatakan bahwa tingkat keberhasilan Yook Do akan semakin sempurna bila mereka membuat tea-cup dengan metode yang lain.


“Bahan baku pembuatan tea-cup telah habis. Lumpur Cheong Ja tidak lagi tersedia di kerajaan.” Ungkap Yook Do. Prince Kwang Hae segera menyuruh semua orang untuk mencari bahan baku lumpur Cheong Ja. “Jangan khawatir. Kita pastia kan menemukannya.” Jawab Prince Kwang Hae, selain itu, ia juga akan menghukum orang-orang yang menghindari pekerjaan dalam membuat pembuatan tea-cup ini.



Kang Chul segera menemui Lady Kolektor, ia meminta Lady Kolektor untuk mensupply lumpur Cheong Ja terbaik. Namun, lumpur Cheong Ja merupakan bahan baku tea cup yang sangat sulit untuk dicari. Terlebih di tanah pegunungan Joseon, lumpur itu hanya banyak diproduksi di daerah China. Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencari lumpur Cheong Ja di pegunungan Joseon. Belum lagi, proses pengeringan dan pemfilteran yang harus dilakukan agar lumpur memiliki kualitas yang baik. Dan untuk itu, mereka hanya bisa mendapatkannya melalui Menteri China Ming.


Mendengar hal itu, Kang Chul menjanjikan upah yang besar. Siapapun yang berhasil mendapatkan lumpur Cheong Ja dengan kualitas terbaik, maka kerajaan akan langsung menjalin hubungan transaksi bisnis. Lady Kolektor akan berusaha untuk mencarikan lumpur tersebut, dalam jangka waktu 3 hari.




Jung Yi teringat sesuatu, KAKEK GURU! Di gudang simpanan bahan baku, kakek guru masih menyimpan beberapa kendi bahan baku lumpur Cheong Ja. Ia ingat betul saat kakek guru mengatakan bahwa lumpur Cheong Ja merupakan bahan baku yang langka dan kelangkaannya bahkan tidak bisa tergantikan dengan uang. Bila Jung Yi kembali dan membawa setengah dari persediaan lumpur Cheong Ja milik kakek, pasti Yook Do dapat menyelesaikan tea-cupnya tepat waktu.


Jung Yi tidak memiliki waktu lagi, ia harus kembali ke rumah kakek guru, sen-di-ri. Karena saat Jung Yi mengatakan bahwa dirinya mengetahui dimana tempat yang masih memproduksi lumpur Cheong Ja, Prince Kwang Hae langsung saja memberikan bantuan, ia dengan sangat senang hati akan pergi mengantarkan Jung Yi. Tapi Jung Yi dengan sepenuh hati menolak tawaran Prince Kwang Hae.



“Aku akan pergi bersama Tae Pyung. Sampai kami kembali, kau bisa membaca buku-buku yang kuambil dari perpustakaan kerajaan.” Ungkap Prince Kwang Hae yang sangat mengejutkan Jung Yi/Tae Pyung. “Yang Mulia. Perjalanan yang akan ditempuh amat sangat berbahaya. Aku akan pergi sendiri.” Jawab Jung Yi dengan terburu-buru. Prince Kwang Hae tergelak mendengar jawaban Jung Yi, ia membalas, “Akan sangat mudah bila kita pergi bersama.”



Sembari merapikan baju yang hendak di bawa, Jung Yi terus memikirkan kakek. “Bagaimana kalau kakek guru tiba-tiba memanggilku dengan panggilan Jung Yi.” Ia berpikir lagi, memasukkan baju dan melipatnya. “Ah.” Jung Yi menggeleng. “Kakek tidak pernah akan salah.” Ucapnya pasti.


Hwang Ryeong mengunjungi Yook Do, membawakan pesanan lumpur Cheong Ja. Hwang Ryeong sudah benar-benar seperti bidadari bagi Yook Do. Ia merapikan dirinya sebelum bertemu dengan Hwang Ryeong.


Dan tawa manis Hwang Ryeong mampu membekukan Yook Do.



Yook Do meminta Hwang Ryeong untuk masuk bersamanya ke studio kerja miliknya. Yook Do ingin memberikan sesuatu yang sangat berharga baginya, untuk Hwang Ryeong. Sebuah keramik. “Pemilik keramik ini adalah dirimu. Aku takut tidak dapat memberikan guci keramik ini kepadamu, sebelum aku benar-benar diharuskan pergi dari kerajaan.”


Hwang Ryeong menolak guci itu dengan halus. Ia tidak akan menerima guci keramik itu sebelum Yook Do sukses membuat tea-cup yang diperintahkan oleh Raja. “Kau harus memberikan guci keramik ini dengan perasaan bahagia, sehingga kebahagiaan tersebut dapat langsung diterima oleh hati sang penerima.” Ungkap Hwang Ryeong seraya menebarkan pesonanya lewat senyuman. Lagi-lagi, Yook Do tersihir, semua kata-kata dan senyuman Hwang Ryeong adalah kekuatan baginya ^3^ Yook Do-yah, fighting-eung!




Melihat keakraban antara Hwang Ryeong dan Yook Do, Kang Chul kesal. Ia membentak Hwang Ryeong, “Apa yang kau lakukan disini?!!” Yook Do bergegas melindungi Hwang Ryeong dengan mengatakan bahwa ia yang mengundang Hwang Ryeong untuk datang ke tempat ini. “Ia datang untuk menyerahkan lumpur Cheong Ja dan aku yang mempersilakannya untuk berada di tempat ini.” “Bila pekerjaanmu telah selesai, kau bisa kembali ke tempatmu.” Suruh Kang Chul dengan masih meninggikan suaranya pada Hwang Ryeong.



Di tempat yang terpisah, Kang Chul memberikan peringatan. Ia secara keras melarang Hwang Ryeong untuk memperalat Yook Do. Mendekatinya untuk mendapatkan sesuatu, Kang Chul sangat tidak menyukai hal itu.
Dituduh memperalat Yook Do, Hwang Ryeong menampiknya dengan sanggahan yang amat sangat beralasan, “Aku juga ingin melihat pengrajin Yook Do sukses. Apa kau tau, Tuan, bagaimana cara dirimu melihat pengrajin Yook Do saat ini? Dalam dirimu kau sangat tidak dapat mempercayai pengrajin Yook Do, kau sangat mengkhawatirkannya sampai melupakan untuk selalu memberikannya semangat. Hal yang sangat diperlukan oleh pengrajin Yook Do saat ini adalah, kepercayaan dan kekuatan dari orang-orang di sekelilingnya.” Ungkap Hwang Ryeong.


Hwang Ryeong melanjutkan, “Keberadaanmu bagi pengrajin Yook Do hanya akan menambah bebannya. Keberadaanku di sampingnya akan memperkuatnya. Itulah yang terjadi.” Semua perkataan Hwang Ryeong ini luput dari tampikan Kang Chul. Semua yang ia katakana benar. Keberadaan dirinya hanya menambah beban Yook Do, sedangkan yang Yook Do butuhkan adalah kepercayaan.



Hwang Ryeong menemui ayahnya, ia secara sekilas menanyakan tentang keberadaan pria yang bernama Tae Pyung. Ayah Hwang Ryeong lalu teringat, “Ah, pria kecil yang selalu membuat masalah itu. Bun Won benar-benar selalu dalam keguncangan karena pria itu. Saat ini, ia tengah pergi bersama Prince Kwang Hae untuk mencari Cheong Ja mud.”

Hwang Ryeong terkejut. Pergi bersama Prince Kwang Hae mencari lumpur Cheong Ja, hanya mereka berdua? Ia teringat dengan Tae Do, mengira-ngira apakah Tae Do juga mengetahui tentang hal ini.



Mereka pergi, berdua. Berdua~~~~~~~~~~~ </3 Jung Yi dan Prince Kwang Hae melewati beberapa lembah hijau, mendaki bukit berumput dan sampai ke tepian laut tempat beberapa perahu nelayan biasa digunakan untuk menyebrang ke wilayah di luar Joseon. Malangnya, perahu terakhir mulai melaju, meninggalkan tepian laut.


Jung Yi panik, ia segera berlarian dengan langkah yang sembarang. Seraya berlari Jung Yi memberitahu Prince Kwang Hae, “Aku akan mencoba mengejar perahu nelayan itu. Kita pasti bisa menaikiinya. Tunggu di sini Yang Mulia.” Prince Kwang Hae hendak mencegah Jung Yi/Tae Pyung, tapi ia hanya bisa mengkhawatirkan Jung yi dari kejauhan.



Jung Yi terus menerus berlari, memanggil-manggil perahu yang melaju menjauh. Tanpa memperhatikan langkahnya. Tepat di tepian. Dalam hitungan 1, 2, 3. Suara bantingan tubuh Jung Yi terhadap air laut terdengar keras. Jung Yi terjatuh. Ia sama sekali awam dengan mempertahankan diri di dalam air, Jung Yi yang tidak bisa berenang akhirnya tenggelam ke dasar laut.



Ia kehabisan nafas, berat tubuhnya semakin membawanya ke dasar laut. Prince Kwang Hae mencari Jung Yi/Tae Pyung ke tepian. Ia pikir Jung Yi dapat berenang, tapi setelah ditunggu beberapa lama, Jung Yi tidak juga menampakkan diri. Prince Kwang Hae yang panic, segera menolong Jung Yi. Ia menceburkan diri ke dalam air, dan akhirnya menemukan Jung Yi.



Saat hendak menarik Jung Yi ke tepian, tanpa sengaja ikatan baju Jung Yi terlepas. Bagian dada Jung yi terlihat, dan YEAP, terbongkarlah jati diri Jung Yi sebenarnya, saudara sebangsa dan setanah air. Tanpa pikir panjang, dengan masih berada dalam keterkejutannya, Prince kwang Hae menolong Jung Yi. Menariknya ke permukaan, dan membawanya ke tepian laut.




Prince Kwang Hae sedikit lega karena Jung Yi masih bernafas. Seraya menutupi kulit Jung Yi, Prince Kwang Hae bertanya pada dirinya sendiri, pada Jung Yi yang masih belum sadarkan diri, “Mengapa kau menyamar sebagai seorang pria?”



Tae Do sedari tadi menunggu kedatangan Jung Yi. Ia sama  sekali tidak mengetahui kalau Jung Yi tengah pergi bersama Prince Kwang Hae. Ia sangat ingin bertemu dengan Jung Yi, saat seseorang memanggilnya, “Oppa..” Tae Do membalikkan diri, senyumnya hampir mengembang, namun ternyata orang yang memanggilnya itu bukanlah Jung Yi, melainkan Hwang Ryeong.


Hwang Ryeong datang memberitahukan bahwa untuk mencari lumpur Cheong Ja, Prince Kwang Hae pergi bersama Jung Yi ke luar wilayah Joseon. Raut wajah Tae Do berubah drastis. Tidak ada yang bisa ia lakukan, ia bahkan tidak tahu kemana arah mereka pergi. Hanya kekhawatiran ditinggalkan oleh Jung Yi untuk Tae Do.



Malam harinya, Jung Yi terbangun dari pingsannya. Ia teringat apa yang baru saja terjadi. Khawatir jati diri yang sebenarnya terbongkar, Jung Yi merapatkan bajunya. Lalu pergi menemui Prince Kwang Hae, di luar ruangan, Prince Kwang Hae tengah menghangatkan dirinya.



Dengan ragu, Jung Yi bertanya, “Apakah Yang Mulia yang menyelamatkanku?”



“Tentu saja, kalau bukan aku, mungkin kau sudah menjadi hantu air.” Jawab Prince Kwang hae, matanya masih memandangi perapian. Ia menunggu sesuatu. “Apakah saat Yang Mulia menolongku, sesuatu terjadi?” tanya Jung Yi lagi dengan terbata. “Iya, sesuatu terjadi.” Jawab Prince Kwang Hae yang ditanggapi dengan kegugupan oleh Jung Yi. “Sepatu dan bajuku, basah.” Jawab Prince Kwang Hae. LOOOOOOOOOOOOOOOL.



Mendengar hal tersebut, Jung Yi langsung mengambil sepatu Prince Kwang Hae untuk mengeringkannya di depan perapian. Selagi mengeringkan sepatu, Prince Kwang Hae memperhatikan tangan kecil Jung Yi, lagi-lagi ia berkata pada dirinya sendiri, “Selama ini, aku benar-benar dibodohi. Bagaimana bisa aku tidak mengetahui bahwa kau adalah seorang perempuan?”



Tidak ingin lagi dibodohi, Prince Kwang Hae memaksa Jung Yi untuk mengatakan yang sebenarnya. “Berapa lama lagi kau akan menutupi kebohongan ini." Prince Kwang Hae mencengkram pundak Jung Yi dengan kuat. "Katakan yang sebenarnya.. Mengapa… Di depanku.. Di depan pengrajin Bunwoon, kau berbohong? Apa sebenarnya identitasmu?”

Bersambung…

Ngerjain sinopsis, sambil nyincang bawang bombay
Engga tega liat rambutnya Kim Bum, cakeeep braaay

*yang di atas tadi itu pantun*

0 komentar:

Posting Komentar

 

2011 Copyright Makal Linux