Selasa, 22 November 2011

Sinopsis Man of Honor episode 8 part 1

Sinopsis Man of Honor episode 8 part 1
















Sinopsis Man of Honor episode 8 part 1 :
In Woo menghampiri Yeong Gwang, "Ini benar-benar mengagumkan. Pada akhirnya, tanpa dimulai pun, dan kau sudah dieliminasi. Kim Yeong Gwang. Dengan kata lain, Tak peduli apakah itu baseball atau perusahaan, sampai di sini batasanmu, kan? Di dunia ini, ada sebuah dinding yang tak terukur sebesar apapun usahanya, kau tak dapat memanjatnya." In Woo mencoba membuat Yeong Gwang kesal. 
"Dan buatmu, dinding itu, adalah aku. Kim Yeong Gwang. Oleh karena itu jangan sia-siakan usahamu dan kembalilah ke tempat asalmu." In Woo meninggalkan Yeong Gwang. "Ayo. Yun Jae In." panggil In Woo pada Jae In.


"Kau akan datang, kan? Hal-hal yang serupa dengan menyerah, kau tidak akan melakukannya kan, Kim Yeong Gwang? Anak supir itu juga mampu melakukannya. Kau akan membiarkan semua orang melihatnya, kan?" Jae in mencoba memberi semangat pada Yeong Gwang.
Dengan pasti Yeong Gwang menjawab,  "Tentu saja. Apa kau pikir aku akan menyerah seperti ini? Apa aku terlihat seperti orang yang tidak berguna untukmu? Aku akan naik ke sana, jangan khawatir."
"Apapun yang terjadi, aku juga akan naik ke sana."
"Aku akan menunggumu, jadi kau harus naik ke sana." jawab Jae In. 
Dari kejauhan, In Woo memperhatikan Jae In dan Yeong Gwang yang tengah berbicara.


Bagaimanapun caranya, balok-balok bata itu harus bisa ia angkat sampai lantai paling atas dari gedung ini dalam jangka waktu 10 menit.

Dengan tenaga yang tersisa, Yeong Gwang mengagkat karung balok-balok bata itu.

In Woo pun heran, "Kau benar-benar berencana akan naik ke sana?"
Dengan kesal Yeong Gwang menjawab, "Tidakkah kau dengar aku baru saja mengatakan 'tentu saja'?"
In Woo sama sekali engga percaya, "Menaiki lantai sambil membawa itu dan dalam waktu 10 menit?" 
"Tentu saja, tentu saja, tentu saja! Itu hanya sekedar atap dari perusahaan Geo Dae, Aku pasti akan naik ke sana. Bahkan jika itu tidak terhormat, aku harus naik ke sana!" Yeong Gwang mengeraskan suaranya.
"Aku benar-benar tidak bisa melihat ini. Ini benar-benar terlalu menyakitkan mata." lirih In Woo merasa risih dengan sikap Yeong Gwang.
Tangga demi tangga, Yeong Gwang menaikinya.. 
Yeong Gwang, Fighting !!

Seo Jae Myung mengawasi setiap gerak-gerik anaknya melalui CCTV yang terus memantau pergerakan para calon pekerja perusahaan.
"Seo In Woo juga sudah mulai bergerak, Presdir." salah seorang staff melaporkan pada Seo Jae Myung. "Kelihatannya, dia akan sampai tujuan dalam batas waktu yang ditentukan tanpa masalah." 

Yeong Gwang masih terus menaiki tangga.

Tapi..

In Woo datang mencegat Yeong Gwang, ia menahan karung balok yang tengah dibawa Yeong Gwang..

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yeong Gwang.
"Kau ingin tahu?"In Woo menjawab dengan sinis. "Orang sepertimu, yang menghalangi di depanku, ini benar-benar membuat suasana hatiku buruk. Jadi menghilanglah dari hadapanku." -
In Woo menarik karung balok Yeong Gwang, dan hal itu membuat Yeong Gwang tergelincir dari tangga.

Yeong Gwang pingsan, dan semua balok-baloknya berhamburan..

Di rumah..

Ibu Yeong Gwang pun mendapat firasat buruk, tangannya terluka karena pecahan beling piring yang pecah tanpa disengaja.

Kurang dari 10 menit, Jae in sudah sampai di atap perusahaan.
Jae In LULUS!

Semua pelamar yang sudah sampai terlebih dulu di atas gedung bertepuk tangan karena keberhasilan Jae In. 
Tapi ada seseorang yang terus memperhatikan jae in.

Setelah Jae In datang, In Woo pun datang menyusul.
In Woo LULUS.

Yeong Do dan Jae In tengah harap-harap cemas menunggu kedatangan Yeong Gwang.

Akhirnya, Yeong Gwang sadar dari pingsannya..

Sanggupkan ia terus melanjutkan ujian itu?
Yeong Gwang, semangat!!

Waktu yang tersisa tinggal beberapa menit saja, tapi Yeong Gwang belum juga sampai.
"Bisakah aku turun sebentar? Seseorang berkata bahwa dia pasti akan datang." tanya Jae In pada Young Do. "Dia adalah orang yang akan melakukan apa yang dia katakan. Aku kira pasti sesuatu telah terjadi. Aku akan turun saja. . . "
"Sangat disayangkan, tapi saat kau pergi dari sini, itu eliminasi!" jawab Yeong Do.
"Tidak bisakah aku turun saja dan memastikan apa yang telah terjadi, lalu kembali lagi?" tanya Jae In dengan sungguh-sungguh.

"Tidak bisa. Dari atap! Selangkah ke tangga, dan kau akan segera dieliminasi!" tegas Yeong Do. Satu langkah Jae In menuruni tangga, maka ia eliminasi. 
Tapi Jae In terus melangkahkan kakinya, berjalan menuju anak tangga.

Siapa sangka, In Woo merasa cemas dengan tindakan yang diambil oleh Jae In.

Tapi, yay!!
Belum sempat Jae In menuruni anak tangga,
Yeong Gwang datang!!

"Kim Yeong Gwang! Kim Yeong Gwang!" Jae In tersenyum lega.
"Kim Yeong Gwang, lulus." ucap salah satu staff.
"Aku sudah bilang apapun yang terjadi aku akan naik, kan? Bahkan jika itu bukan atap dari perusahaan Geo Dae, tapi sebuah tempat yang bahkan lebih sulit, aku juga akan naik." jawab Yeong Gwang.
Satu hal yang Yeong Gwang lakukan sesampainya ia di atap..
Memukul In Woo karena hal yang ia lakukan pada Yeong Gwang..

Jae In terkejut melihat Yeong Gwang memukul In Woo.

"Aku bukan orang sepertimu yang mudah dihalangi. Jadi jangan meremehkanku." bentak Yeong Gwang.

Seo Jae Myung yang melihat kejadian itu dari CCTV langsung memerintahkan,

"Hapus itu. Kejadian kecelakaan tercela yang terjadi di tangga, hapus itu sepenuhnya." suruh Seo Jae Myung, ia menyuruh untuk menghapus video In Woo yang mendorong Yeong Gwang saat di tangga.
"Tapi video tape ini, akan menjadi informasi objektif yang Pimpinan Tim akan gunakan di masa datang." jawab salah satu staff.
"Seo Jae Myeong tak akan mengatakannya lagi! Ketika aku menyuruhmu menghapusnya, maka hapuslah!"

"Jadi rekaman videonya telah dihapus?" tanya Yeong Do.
"Presiden Direktur memerintahkan bahwa itu harus dilakukan. Karena di perusahaan, Presdir adalah pihak yang memiliki hukum yang tertinggi." 
"Oleh karena itu tidak ada bukti bahwa Seo In Woo melanggar aturan?" tanya Yeong Do.
Dae Sung menjawb, "Pimpinan tim jika kau ingin, Aku bisa memberi kesaksian. Namun kalau begitu, aku akan berada dalam posisi sulit. Jika keadaannya seperti itu dan kau masih menginginkan aku untuk memberikan kesaksian. . . "
"Tidak, tidak perlu." jawab Yeong Do.
Individual Interview pun dimulai..
In Woo..
"Jadi kau tidak akan menyelidiki Kim Yeong Gwang atas kekerasan yang dilakukannya padaku?" tanya In Woo saat mengetahui kalau kasus Yeong Gwang yang memukulnya dianggap tuntas begitu saja.
"Itu sama dengan tidak menyelidiki apa yang kau lakukan di tangga. Kebetulan sekali bahwa setiap tingkatan tangga memiliki CCTV. Semua yang terjadi di sana ditayangkan langsung. Apa kau masih tidak mengerti?" jawab Yeong Do. 
Yeong Do melanjutkan kata-katanya, "Lalu, apa yang harus kulakukan? Jika aku menyelidiki kekerasan yang dilakukan Kim Yeong Gwang, maka kau juga harus menjelaskan apa yang kau lakukan. Apa kau mengharapkan untuk seperti itu?" 

"Oke, untuk masalah selanjutnya. Tidak ada sesuatu pun di dalam karung." Yeong Do menunjukkan karung In Woo yang kosong. "Alasan?"
Dengan bossynya In Woo menjawab,  "Untuk meletakkan gajiku di dalam karung itu, tidak akan pernah cukup. Juga untuk meletakkan batu bata yang berat itu di dalamnya, juga sangat merepotkan. Aku tak memiliki antusiasme untuk masuk ke perusahaan ini, jadi tak ada gunanya aku mengambil batu bata itu."
"Tapi kau masih menaiki lantai ke atap. Apa alasan untuk itu?"tanya Yeong Do.
"Tiba-tiba aku ingin mengeliminasi seseorang." jawab In Woo. Orang yang ingin dieliminasi In Woo adalah Yeong Gwang. Dengan kata lain, semua yang dilakukan In Woo hanya untuk mengalahkan Yeong Gwang.

"Aku sudah mengatakan bahwa angan-angan bukanlah sesuatu yang salah. tapi tidak hanya berangan-angan, kau juga sangat kasar. Keputusan akhir dari perekrutran ini akan merupakan keputusanku. Daftar terakhir orang yang akan lulus atau tidak, akan diambil dari penilaianku dan keputusanku. Tidak masalah meskipun kau adalah putra dari presiden direktur. Bahkan meskipun kau adalah tali kolor dari celana dalam presiden direktur, itu tidak akan mengubah keputusanku. Karena itu, sebaiknya kau mulai menunjukkan sedikit rasa hormat kepadaku. Seo In Woo." Yeong Do memperingatkan In Woo.
"Sungguh lucu." ejek In Woo.
Yeong Do kesal, ia memukul In Woo dan berkata, "Aturan nomer dua. Jika kau mengabaikan kata-kataku di masa mendatang, Apakah itu tangan atau kaki, salah satu dari mereka akan patah. Apa kau mengerti? Parasit." 

Interview yang kedua..
Yeong Gwang.....

"Seo In Woo yang melanggar peraturan terlebih dahulu." keluh Yeong Gwang yang sama sekali engga mau disalahkan.
"Aku tahu." jawab Yeong Do.
"Kau tahu dan kau masih ingin aku menahannya?" tanya Yeong Gwang.

"Tentu saja kau harus menahannya. Siapa Seo In Woo? Kau mencoba dengan sangat keras untuk membawa batu bata sehingga kau bisa masuk ke dalam perusahaan ini. Orang yang selamanya akan menjadi atasanmu." jawab Yeong Do.
"Jadi aku dijebak dan kau ingin aku tetap bertahan?"
"Tentu saja."
"Maaf sekali, tapi aku tidak bisa. Lebih baik aku tidak masuk ke perusahaan ini!" jawab Yeong Gwang. 
"Kalau begitu jangan masuk. Bukankah menyerah itu adalah hal yang paling mudah dalam hidup ini? Itu juga keahlianmu. Tidak lama setelah kau keluar dari pintu depan, kau akan menjadi orang gagal lagi. Dengan sadar dikalahkan oleh ketakutan yang mengelilingi dirimu. Selama bermain baseball, kau selalu kalah dari Seo In Woo." ungkap Yeong Do. 
"Hei kau! Apa yang kau pikir kau tahu, mengatakan kata-kata tidak jelas mengenai kemampuanku bermain baseball?" sentak Yeong Gwang. 
Yeong Do menarik paksa tangan Yeong Gwang dengan payung.

"Karena kau sudah kalah, maka kalahlah secara menyeluruh. Sejujurnya, tak ada yang bisa dibandingkan antara kau dengan Seo In Woo. Dari latar belakang keluarga, pendidikan, pengalaman dan juga kemampuan bermain baseball. Dibandingkan dengan Seo In Woo, kau memang jelek dan tidak ada bagusnya. Akui saja kenyataaan ini. Jika kau mengakuinya. . . "
"Apa yang akan berubah jika aku mengakuinya?" tanya Yeong Gwang. 
"Dengan cara begitu maka kau akan bisa menang. Bahwa kau masih punya impian." jawab Yeong Do. 
In Cheol memberikan dokumen berisi latar belakang Yeong Gwang.

In Cheol juga memberitahukan Seo Jae Myung mengenai Yeong Gwang yang merupakan anak dari Kim In Bae. Mendengar hal itu, Jae Myung gemetar. "Bagaimana anak Kim In Bae dan In Woo-ku saling mengenal?" tanya Jae Myung.
"Beberapa waktu yang lalu mereka berdua adalah "cleanup hitters" bagi Tim Dragon." jawab In Cheol.

Mendengar hal itu, Seo Jae Myung lalu menemui kakak Yeong Gwang.
Kim Kyung Joo-kakak Yeong Gwang bekerja sebagai sekretaris dari Seo Jae Myung.

"Kau masih ingat apa yang aku katakan ketika kau masuk ke perusahaan ini?  Untuk orang yang datang ke sini dari universitas tingkat ketiga, itu karena persahabatan antara aku dan ayahmu." Seo Jae Myung mengungkit-ungkin kebaikannya. Ia memaki Kyung Joo dengan berkata, kalau Kyung Joo sama sekali engga pantas dengan jabatannya yang ia dapat diperusahaan.
"Karena persahabatan itulah, makanya aku tidak pernah bersikap begitu kasar. Aku harap bahwa kau adalah yang terakhir. Tapi. . . Sekarang kau bahkan membawa adikmu ke perusahaan ini juga." Seo Jae Myung menyerahkan surat aplikasi Yeong Gwang pada Kyung Joo.

"Apa sebenarnya yang ingin kau lakukan? Bagaimana mungkin ada orang yang begitu tebal mukanya? Sudah cukup. Putri dari seorang sopir biasa yang bahkan tidak memahami statusnya, Kau masih berani!" sentak Jae Myung.

Kyung Joo menahan amaranya, ia meminta maaf "Maafkan aku. Aku minta maaf karena telah mengganggu anda."
"Aku tidak ingin berkata apa-apa lagi. Jadi selesaikan saja masalah ini sendiri dengan diam-diam." suruh Seo Jae Myung.
In Cheol engga bisa berbuat apa-apa, ia hanya memandangi Kyung Joo.

Kyung Joo kesal, ia meremas surat aplikasi lamaran milik Yeong Gwang..

Lalu menelpon Yeong Gwang. "
Kim Yeong Gwang, di mana kau sekarang? Lebih baik kau tetap di tempatmu!" 

"Kau, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kyung Joo kesal.
"Apa lagi yang mungkin aku lakukan? Aku datang untuk wawancara di perusahaan ini. Karena wawancara itulah aku kelihatan seperti ini." jawab Yoeng Gwang.
"Lalu kenapa kau harus memukul anak Presiden Direktur?" tanya Kyung Joo.
"Itu karena. . . Itu, tidak mungkin itu sudah dilaporkan sampai ke atasan?" 
"Katakan padaku dengan jelas. Jika kau datang untuk wawancara, bagaimana kau berakhir dengan membuat gusar anak Presiden Direktur?" Kyung Joo benar-benar kesal.
Dengan polosnya Yeong Gwang menjawab, "Apa lagi? Dia yang mendorongku lebih dulu, itulah mengapa aku seperti ini. Nuna, Apakah kau pernah melihatku memukul orang tanpa alasan sebelumnya? Lihat, ini, ini dan ini." Yeong Gwang menunjukkan luka memar di lengan, leher dan wajahnya. 
"Jika bukan karena keberuntungan nuna, adikmu ini, akan mati karena jatuh dari tangga. Oleh karena itu, karena aku apakah dia membuatmu dalam kesulitan?Seo In Woo!" 
Kyung Joo mengerti posisi Yeong Gwang, "Kau, apa kau benar-benar serius? Aku tanya padamu, apa kau benar-benar ingin masuk ke perusahaan ini?"
"Mengapa, jika aku bekerja di Perusahaan ini, apa itu akan memalukan, nuna?" tanya Yeong Gwang. 



"Apa kau tahu apa yang membuatku malu? Adalah saat mendengar berita bahwa anak seorang sopir biasa, yang tidak menyadari statusnya, membuat pertengkaran besar dan jatuh dari tangga. Oleh karena itu, jika kau ingin bekerja di sini, maka kau harus melakukan pekerjaan dengan baik. Bahkan jika itu membahayakan nyawamu, kau harus tetap melakukannya. Sehingga Presiden direktur itu dan semuanya, tidak akan berani mengatakan apapun. Dengan menggunakan kemampuanmu sendiri dan secara jujur masuk ke perusahaan ini." ungkap Kyung Joo.
"Nuna. . . "
"Jika kau tidak punya keyakinan bahwa kau sanggup melakukannya, maka menyerahlah sekarang juga. Apa kau mengerti?" sentak Kyung Joo. 

"Karena itu, mungkinkah itu berarti bahwa kematian ayah bukan karena kecelakaan? " pikir Kyung Joo...
Bersambung Sinopsis Man of Honor episode 8 part 1

0 komentar:

Posting Komentar

 

2011 Copyright Makal Linux