Ketika kebenaran itu terkuak, semua yang tertata akan berserak, benar kan? Dan lambat,
iya, secara melambat, semua yang berserak itu akan tertata kembali. Masing-masing yang terpisah akan menyadari banyak hal. Sama seperti keluarga Gyeol, keluarga itu akan bersatu, kembali.
Meskipun yang retak tidak benar-benar bisa melekat dengan baik, pengkhianatan sang Ayah seperti luka tusuk yang dalam, lukanya membekas tak bisa hilang. Tapi bekas luka itu akan tertutupi dengan kenangan kebersamaan yang akan dijalani keluarga Gyeol nantinya.
Sinopsis The Suspicious Housekeeper Episode 3
Tindakan gila Park Bok-Nyeo segera Ayah hentikan. Ia membuang semua lembaran yang tengah dibagikan oleh Park Bok-Nyeo. Wanita yang berada di hadapan ini benar-benar gila.
Tak ada lagi yang bisa Ayah lakukan, mencegah kepergian Yoon Song-Hwa pun tak bisa ia lakukan. Yoon Song-Hwa tetap menyalahkan Ayah. Hubungan indah yang ia idamkan menjadi boomerang baginya, permintaan maaf dari Ayah, Yoon Song-Hwa tolak secara mentah-mentah.
"Wanita itu gila. Ia akan melakukan apapun yang disuruhkan kepadanya." Ayah membela dirinya, berharap Yoon Song-Hwa dapat memahami keadaan yang terjadi. Tapi pembelaan diri Ayah semakin membuat Yoon Song-Hwa geram. "Jadi, aku harus menyalahkan perempuan itu?!" bentak Yoon Song-Hwa. "Bukan seperti itu. Aku. Aku yang harus disalahkan." jawab Ayah. "Aku akan memastikan bahwa kau tidak akan mendapatkan kerugian apapun." Janji Ayah pada Yoon Song-Hwa.
Yoon Song-Hwa semakin menghardiknya, setiap janji yang Ayah sebutkan tak pernah benar-benar terwujud. Sebuah bualan yang membuat Yoon Song-Hwa membenci Ayah. "Kau selalu mengatakan hal itu. Bahwa segalanya akan berjalan dengan baik. Waktu yang akan memperbaiki segalanya. Kau selalu mengatakan hal itu!! Tapi lihat, apa yang terjadi?! Sikap tak tegasmu ini yang membuat Istrimu mati bunuh diri."
Rumor sudah menyebar ke segala penjuru perusahaan, bahkan pimpinan akan melakukan tindakan tegas agar pamor perusahaan mereka tidak jatuh hanya karena rumor yang disebabkan oleh Ayah.
Di rumah, Eun Han-Gyeol mendesak Ayah untuk membeberkan semua kebenaran yang ditutupinya. Ke tiga adiknya harus mengetahui hal yang sebenarnya terjadi langsung dari mulut Ayah. "Apa kau puas dengan apa yang baru saja kau lakukan? itu adalah tempat kerja Ayah, bukan tempat untuk menempatkan emosi labilmu." ungkap Ayah.
Tak ingin disudutkan seperti itu, Eun Han-Gyeol langsung mengambil kartu yang berisi ucapan terakhir dari sang Ibu. Ia menaruhnya di atas meja dengan keras, hingga mengeluarkan suara gaduh yang membuat perhatian adik-adiknya teralihkan.
"Noona. Apa yang kau lakukan. Mengapa kau bicara seperti itu pada Ayah?" tanya Eun Doo-Gyeol. "Sepertinya hal buruk terjadi antara mereka berdua." balas Eun Se-Gyeol sama penasarannya terhadap perseteruan Ayah dan kakak perempuannya itu. Perhatian mereka teralihkan pada sebuah kartu ucapan yang diletakan oleh Eun Han-Gyeol di atas meja. Eun Doo-Gyeol dan Eun Se-Gyeol segera berlari untuk mengetahui isi kartu ucapan itu.
"Apa ini?" tanya Eun Doo-Gyeol, rasa penasarannya tak juga menghilang beberapa saat setelah membaca tulisan ibunya itu. "Akuu.. tidak. mengerti." ungkapnya dengan terbata. "Mengkhianati? Mengapa aku tidak mengerti dengan apa yang tertulis di sini?"Eun Han-Gyeol menyuruh Park Bok-Nyeo untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Park Bok-Nyeo mengabarkan semua berita buruk yang ia sebarkan beberapa waktu lalu di perusahaan tempat Ayah bekerja. Dari sana, Eun Doo-Gyeol dan Eun Se-Gyeol baru memahami arti dari kata "mengkhianati" yang sebenarnya.
"Mengapa kau melakukan hal ini pada Ibu? Apa kau benar-benar mencintai Ibu?" Eun Se-Gyeol memberikan pertanyaan yang memburu Ayah untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Pernahkah Ayah berpikir bahwa ketika ia menyelingkuhi Ibu Gyeol, ia tak sedikitpun merasakan rasa bersalah? Bila Ayah tak memiliki perasaan bersalah itu, maka Ayah tak memiliki rasa cinta pada Ibu Gyeol. "Aku tidak tahu." jawab Ayah dengan terbata. "Aku tidak tahu, apakah aku mencintai ibu kalian atau tidak."
Ayah tak ingin berpura-pura lagi untuk menjadi sosok seorang Ayah yang baik bagi keempat anaknya. Hal itu menjadi beban baginya. Pengakuan bahwa dirinya tak mengerti apakah ia mencintai ibu Gyeol adalah kebenaran yang seharusnya ia utarakan, jauh sebelum keluarga Gyeol terbentuk. Pengakuan itu membuat ketiga anak tertua di keluarga Gyeol marah, mereka tak habis pikir bahwa ayah yang mereka banggakan memiliki perasaan busuk seperti itu.
Eun Se-Gyeol berkata pada Park Bok-Nyeo, "Kau adalah satu-satunya orang yang dituakan kedua setelah Ayah. Jangan hanya berdiri di sana! Lakukan sesuatu!" pintanya dengan nada tinggi. Eun Hye-Gyeol merajuk Park Bok-Nyeo untuk melaraskan kejadian mengerikan hari ini, "Ahjumma tolong bantu kami." pinta gadis mungil itu seraya menggenggam erat tangan Park Bok-Nyeo.
"Aku tidak bisa membantu kalian, karena aku bukan bagian dari keluarga Gyeol." jawab Park Bok-Nyeo. Permasalahan yang tengah dihadapi keluarga Gyeol adalah permasalahan pribadi, yang sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan Park Bok-Nyeo. Park Bok-Nyeo ditugaskan untuk menjadi pembantu rumah tangga, ia bukan seorang konsultan yang diharuskan memberikan pendapat pada setiap kejadian yang terjadi di keluarga Gyeol. "Ini adalah permasalahan yang harus kalian selesaikan sendiri." sambung Park Bok-Nyeo.
Eun Han-Gyeol sebagai anak tertua, mengetukkan palu keputusannya. Mereka harus pergi dari rumah itu, "Aku sudah tidak bisa tinggal di rumah ini lagi." ungkapnya dengan kebencian. Ia menarik tangan Eun Hye-Gyeol untuk segera keluar dari rumah mereka itu. Eun Hye-Gyeol bertanya, "Kita mau kemana?" Kerabat yang mereka tahu hanyalah kakek, Eun Han-Gyeol menjawab, "kita akan menetap di rumah kakek."
Eun Han-Gyeol mengangkat kaki dari rumah itu, begitu pula ketiga adiknya. Sebelum pergi Eun Se-Gyeol berharap Ayah menghentikan kepergian mereka, tapi tidak, Ayah tak berbuat apa-apa, dan hal ini semakin membuat Eun Se-Gyeol jengah. "Lakukan sesuatu?!! Mengapa kau tidak mencegah kepergian kami." ungkap Eun Se-Gyeol. Perlakuan Ayah berbeda, ia tak menghentikan kepergian keempat anaknya, tapi dengan kesungguhan menghentikan kepergian wanita yang diselingkuhinya, Yoon Song-Hwa.
Eun Doo-Gyeol menghancurkan miniatur yang dibuat Ayah. Di sana tertulis, "Keluarga adalah penyembuh.". Membaca tulisan itu Eun Doo-Gyeol semakin mencemooh Ayah, "While your own house is in ruins, you make someone else's house all nice and good?!"
Di bus dalam perjalanan menuju rumah kakek, keempat saudara Gyeol itu membicarkan tentang alasan yang akan mereka berikan pada kakek. Bila mereka memberitahukan alasan yang sebenarnya, maka dalam hitungan detik, kakek akan membunuh Ayah secara membabi buta. Untuk itu mereka sependapat agar tidak memberitahukan kakek dengan apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga Gyeol.
Beberapa waktu lalu, sebelum sang kakak bertengkar dengan Ayah, Eun Hye-Gyeol dengan giat belajar membuat origami. Ia ingin benar-benar bisa membuat origami dalam bentuk Panda. Park Bok-Nyeo mengajarkan Eun Se-Gyeol, dengan kegigihan akhirnya Eun Se-Gyeol bisa membuat satu origami berbentuk panda.
Setelah kepergian keempat saudara Gyeol, Park Bok-Nyeo memberikan hasil origami buatan Eun Hye-Gyeol. Di sana tertulis sebuah pesan dari anak perempuan terakhirnya, "Eun Hye-Gyeol mencintai Ayah. Apakah Ayah juga sama mencintai Eun Hye-Gyeol?" Pertanyaan itu semakin membuat Ayah diam seribu bahasa. (Ada term lain selain 'seribu bahasa'.. Grrrr... -_- elok please)
Pesan manis dari putri terakhirnya itu membuat Ayah mengeluarkan semua hal yang ia simpan. Ia membicarakannya pada Park Bok-Nyeo. Ayah mengungkapkan, "Aku tidak tau, mengapa aku tidak bisa mengatakan I love you pada anak-anakku sendiri. Tidak seperti seorang Ayah pada umumnya. Kami memiliki Eun Han-Gyeol sebelum kami menikah."
Ayah tetap berbicara, "Istriku mengancam bahwa ia akan bunuh diri jika aku memaksanya untuk menggugurkan kandungannya. Ia bahkah berpikir bahwa dengan memiliki banyak anak, lambat laun aku akan mencintainya dan mencintai anak-anak yang dilahirkannya. Tapi semua itu tidak benar-benar terjadi. Kebahagiaan itu hilang. Bahkan setelah mereka pindah ke Filipina untuk keperluan pendidikan anak-anak." Park Bok-Nyeo tak menjawab apapun. Ia hanya mendengarkan ucapan ayah, sesaat setelah Ayah selesai, Park Bok-Nyeo mengucapkan salah perpisahan, karena jam kerjanya hari itu sudah selesai.
Kakek adalah tipe pria tua yang tak ingin memperlihatkan rasa sayangnya pada cucu-cucunya itu. Egonya tinggi. Ia tetap berkata dengan nada tinggi, padahal di dalam hatinya, kehadiran keempat cucu-cucunya itu membuat hati kakek bertambah hangat.
Bibi ingin sekali membantu, tapi Eun Han-Gyeol menolaknya dengan tegas. Eun Han-Gyeol tau bahwa bibinya hanya akan menambah masalah. Eun Han-Gyeol juga tak memberitahukan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Hal itu membuat rasa penasaran bibi semakin bertambah, ia bergegas menelpon ayah secara diam-diam.
Tak ada gunanya bagi Ayah untuk menutupi kesalahannya. Pada akhirnya, kebohongan itu akan terkuak, entah dari mulut siapa. Ayah memutuskan untuk berkata jujur pada bibi. Bibi tercekat, ia gemetar mengetahui apa yang terjadi. Ia juga menetapkan diri untuk tidak memberitahukan hal itu pada kakek.
Eun Se-Gyeol ini yang otaknya paling matang. Hidupnya sudah ia atur dengan sedemikian rupa, dari mulai sekolah mana yang akan ia pilih untuk melanjutkan pendidikannya, sampai beberapa usaha yang harus ia lakukan untuk mewujudkan mimpinya itu. "Aku menyalahkan ibu." ungkap Eun Se-Gyeol yang membuat Eun Doo-Gyeol geram.
"Bagaimanapun juga, bagaimana Ibu bisa meninggalkan kita begitu saja?" ungkap Eun Se-Gyeol. "Karena ibu adalah seorang wanita. Aku juga akan melakukan hal yang sama, bila dikhianati seperti itu." jawab Eun Han-Gyeol yang mewakili perasaan para wanita :D "Mengapa kau berkata seperti itu?! Jika kau berkata seperti, kau seperti bukan anak dari Ibu?!!" hardik Eun Doo-Gyeol.
"Yang kumaksud. Meskipun ini kesalahan Ayah, bukan berarti Ayah yang telah membunuh ibu." jawab Eun Se-Gyeol. Keputusan Ibu untuk mengakhiri hidupnya adalah keputusan dari hati ibu sendiri. Juga, keputusan Ibu untuk meninggalkan keempat anaknya. Ia hanya mementingkan perasaan pribadinya saja, tanpa memikirkan masa depan anak-anak yang ditinggalkannya. Seperti itu peta pemikiran Eun Se-Gyeol. "Kita harus bisa membedakan antara emosi dan kenyataan yang terjadi dalam hidup?!!"
Eun Se-Gyeol membela dirinya dari cemooh-an yang dilakukan Eun Doo-Gyeol, "Kau pikir apa yang bisa kita lakukan terhadap semua biaya hidup kita berempat?! Bagaimana dengan sekolahku?!" jawab Eun Se-Gyeo. "Berhenti membicarkan dirimu sendiri. Kau sungguh sangat egois?! Hanya memikirkan tentang sekolah dan sekolah?!" bentak Eun Doo-Gyeol. "Jadi aku harus seperti apa?!! Apa aku harus menghancurkan semua rencana hidupku" Eun Se-Gyeol berusaha membela diri. Eun Han-Gyeol segera menghentikan pertengkaran yang semakin memanas itu.
Eun Se-Gyeol bertugas untuk menjemput Eun Hye-Gyeol. Eun Hye-Gyeol sedari tadi diam, memperhatikan teman-temannya yang riang karena ibunya menjemput mereka. Eun Hye-Gyeol merasa berbeda dari teman-temannya, sekarang ia tak lagi memiliki ibu juga hubungan dengan Ayahnya semakin menjauh.
Saat Eun Se-Gyeol datang menjemput, Eun Hye-Gyeol memohon dengan saaaaaaaaaaaaaangat imut, ia ingin bertemu dengan Ayah. Tapi Eun Se-Gyeol bahwa mereka tidak bisa kembali ke rumah, tidak juga bisa bertemu dengan Miss Park Bok-Nyeo, karena nanti kedua kakaknya akan marah.
Eun Se-Gyeol dan Eun Hye-Gyeol mengetahui bahwa Park Bok-Nyeo sudah tidak lagi bekerja di rumah mereka. Keduanya mengetahui hal itu dari pemiliki perusahaan 'Happy Company'. Tapi, bisakah mereka mengetahui dimana keberadaan Park Bok-Nyeo? Pemiliki perusahaan itu tak memberitahukannya, hanya memberikan kode bahwa Park Bok-Nyeo sedang berada di tempat yang biasa ia kunjungi.
Mendengar informasi tersebut, Eun Se-Gyeol dan Eun Hye-Gyeol segera mengetahui dimana keberadaan Park Bok-Nyeo. Taman bermain.Eun Se-Gyeol dan Eun Hye-Gyeol mendatagi tempat bermain yang beberapa waktu lalu mereka kunjungi. Saat itu juga, mereka bertanya tentang beberapa hal. Mengapa Park Bok-Nyeo tidak memakan makanannnya? Apa Park Bok-Nyeo sedang menunggu seseorang? Mengapa Park Bok-Nyeo memilih paket makanan dalam jumlah yang besar, jika ia sedang tidak menunggu seseorang? Park Bok-Nyeo hanya menjawab, "Karena aku.. sedang tidak ingin memakan makanan ini."
Di atas segala rasa penasarannya, Eun Hye-Gyeol memohon pada Park Bok-Nyeo, "Ahjumma. Dapatkah kau membantu kami. Aku akan membayarmu." pinta gadis mungil itu, ia dan Eun Se-Gyeol mengeluarkan uang yang mereka miliki. Malangnya, uang yang dimiliki kedua adorable-child itu tak cukup untuk memperkerjakan Park Bok-Nyeo.Pacar Eun Han-Gyeol is a jerk. Tanpa sepengetahuan Eun Han-Gyeol, pria itu juga berselingkuh dengan wanita lain, pria itu biasa mengajak para gadis untuk bermalam di apartementnya. Gagal untuk merayu Eun Han-Gyeol, siang itu, seperti biasa ia hanya memasang muka manis dihadapan Eun Han-Gyeol.
Tapi seseorang dengan ketulusan datang, That-little-boy, yang diam-diam menyukai Eun Han-Gyeol. Sweet.
Kebulatan hati Eun Hye-Gyeol untuk menyatukan kembali keluarga Gyeol, membuat ia bertindak lebih cerdas. Hihi.. Untuk menyewa Park Bok-Nyeo, Eun Hye-Gyeol sengaja meminjam uang dari sang bibi. Ia tak mengatakan alasan apapun, dan bibinya tidak menaruh curiga terhadap Eun Hye-Gyeol. Malam itu, Eun Hye-Gyeol berhasil mendapatkan uang, jumlah uang yang di dapat adalah 75,000 won.
Setelah pulang sekolah, Eun Hye-Gyeol menemui Kim Hae-Sook-pemilik 'Happy Company'. Eun Hye-Gyeol menyerahkan uangnya dan dengan senang pemilik perusahaan itu menghitung lembar demi lembar. Setelah hitungannya selesai di lembaran uang terakhir, Kim Hae-Sook melihat daftar tarif per jam dari pekerja dibawah naungan perusahaannya. "Lima jam." sorak Kim Hae-Sook.
Eun Hye-Gyeol tidak mengira kalau ia bisa memperkejakan Park Bok-Nyeo dalam waktu lima jam. Namun sepertinya Kim Hae-Sook lupa mengatakan tentang uang komisi tambahan sebesar 7500 won yang harus dibayar oleh Eun Hye-Gyeol. "Kau harus membayar 7500 won lagi. Agar bisa memperkerjakan Park Bok-Nyeo." ungkap Kim Hye-Gyeol. Eun Hye-Gyeol memohon, dan akhirnya Kim Hee-Seok luluh. Eun Hye-Gyeol berhasil memperkerjakan Park Bok-Nyeo selama lima jam.
Eun Hye-Gyeol meminta Park Bok-Nyeo untuk menyatukan kembali keluarga Gyeol. Ia sangat ingin tinggal bersama Ayah dan juga kakak-kakaknya, bukan terpisah seperti ini. Tapi Park Bok-Nyeo menolaknya, seraya membenarkan tali sepatu Eun Hye-Gyeol, ia berkata "Hanya bagian dari keluargalah yang dapat menyatukan keluarga itu." ucap Park Bok-Nyeo. "Tapi, bagaimana cara agar aku bisa menyatukan mereka kembali?" tanya Eun Hye-Gyeol dengan menatap manik-manik mata Park Bok-Nyeo.
Park Bok-Nyeo menjawabnya, "Agar dapat menyatukan keluargamu kembali, ada sebuah cara mudah. Cara tersebut seperti, seseorang dari keluarga itu harus jatuh sakit parah atau mengalami kecelakaan yang menyebabkan sesuatu yang fatal. Maka disaat seperti itu, orang-orang akan merasa khawatir dan mereka akan datang bersama-sama." Saat seseorang mengkhawatirkan kehidupan orang lain, maka ia akan mengesampingkan egonya, tak mempedulikan apapun selama orang yang disayangi itu dalam keadaan baik-baik saja.
Eun Hye-Gyeol yang cerdik dan polos mendapat ide. Ide yang tercetus karena perbincangannya dengan kakak-kakaknya saat mereka berada di pinggiran sungai. Tentang penculikan. Rencananya seperti ini, Eun Hye-Gyeol akan menyuruh Park Bok-Nyeo untuk menculiknya. Lalu beberapa menit kemudian, Park Bok-Nyeo harus menelpon Ayah. Ayah dan ketiga kakaknya harus berjanji untuk saling meminta maaf, kalau tidak Eun Hye-Gyeol akan bunuh diri. Taktik yang cerdik, kan? ting.
Park Bok-Nyeo melakukan apa yang diperintahkan oleh Eun Hye-Gyeol. Ia menelpon Ayah dengan mengatakan, "Aku Park Bok-Nyeo. Aku menculik Eun Hye-Gyeol. Jika kau ingin Eun Hye-Gyeol kembali, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi. Aku akan mengatakan syarat itu bila kelurga Gyeol sudah berkumpul." ungkap Park Bok-Nyeo. Ia juga menelpon Eun Han-Gyeol dan menyatakan pernyataan yang sama.
Padahal, Eun Hye sedang bersenang-senang di taman bermain. cute.
Berita tentang penculikan Eun Hye-Gyeol membuat keluarga Gyeol panik. Mereka bergegas untuk berkumpul di 'Happy Company'. Berusaha menanyakan tentang dimana rumah Park Bok-Nyeo. Tapi Kim Hae-Sook mengatakan bahwa Park Bok-Nyeo tidak memiliki rumah.
Ayah datang di waktu kemudian. Saat mereka berkumpul, Park Bok-Nyeo kembali menelpon Ayah dan menyebutkan persyaratan yang harus keluarga Gyeol penuhi. Ini bukan mengenai setumpuk uang, penculikan yang dillakukan Park Bok-Nyeo hanya memiliki persyaratan sederhana ini, agar keluarga Gyeol dapat saling memaafkan satu sama lain, hingga dapat kembali hidup rukun.
Namun, itu adalah syarat yang sulit bagi mereka. Tidak bisa saling memaafkan satu sama lain bila mereka masih merasakan luka dihati masing-masing. Eun Han-Gyeol, Eun Doo-Gyeol dan Eun Se-Gyeol teringat sesuatu. Mungkin saja Park Bok-Nyeo menyekap Eun Hye-Gyeol di sungai tempat ibu mereka meninggal. Tanpa banyak bicara, ketiga saudara Geol itu pergi, meninggalkan sang Ayah yang masih kebingungan hendak kemana anak-anaknya itu berlarian.
Sesampainya di sungai, dugaan mereka salah. Eun Hye-Gyeol tak berada di sungai itu. Tapi kemudian deringan telepon membuat perhatian keluarga Gyeol teralihkan. Itu telepon dari Park Bok-Nyeo. Dengan cemas, Ayah mengangkat telepon itu dan membiarkan ketiga anaknya mendengarkan. Park Bok-Nyeo mengatakan, "Eun Hye-Gyeol ingin bertanya kepada kalian, apakah kalian melakukan apa yang Eun Hye-Gyeol suruh?"
Tak ada satupun yang mau mengucapkan maaf, Eun Doo-Gyeol malah menyuruh Ayah untuk berbohong bahwa mereka sudah berbaikan. "Katakan saja bahwa kita sudah berbaikan." ungkap Eun Doo-Gyeol tepat di depan handphone yang menyala." ungkap Eun Doo-Gyeol. Ayah menimpali, " Dapatkah kau menyampaikan kepadanya bahwa kami sudah berbaikan?"
Park Bok-Nyeo malah mengatakan hal yang sebenarnya, "Eun Doo-Gyeol menginginkan Ayah untuk berbohon Dan ayahmu ingin mengatakan bahwa mereka sudah memaafkan satu sama lain." Saat ayah bertanya dimana keberadaan dan apa yang sedang dilakukan Eun Hye-Gyeol, Park Bok-Nyeo menjawab, "Aku tidak bisa mengatakan dimana keberadaan Eun Hye-Gyeol. Eun Hye-Gyeol sedang melihat ke arah bintang utara."
Bintang utara. Ibu Gyeol selalu mengatakan untuk melihat ke arah bintang utara bila mereka tersesat. Bila Eun Hye-Gyeol sedang melihat bintang utara maka mereka harus mencarinya di tempat-tempat strategis untuk melihat banyak bintang. Tapi dari sekian banyak tempat yang mereka kunjungi, tak ada satupun tanda-tanda keberadaan Eun Hye-Gyeol.
Bintang utara. Satu bintang yang mengingatkannya pada Ibu. Ibu Gyeol sangat menyukai bintang, ia bisa berlama-lama memandangi langit, dan melihat ke arah bintang utara. Ketiga saudara Gyeol menyadari satu hal, bintang utara sesungguhnya adalah Ibu. Mereka bertiga kembali ke rumah dan menemukan apa yang mereka cari, sebuah kotak surat dengan lambang bintang di atas sebuah pintu. Ibu yang menggambar bintang itu.
Keluarga Gyeol berhamburan mencari Eun Hye-Gyeol, mereka menemukan Eun Hye-Gyeol tengah duduk di pinggiran beranda. Bila Eun Hye-Gyeol menggerakkan sedikit saja badannya maka ia akan terjatuh. Eun Hye-Gyeol mengancam pada Ayah dan ketiga kakaknya, bila mereka tidak saling meminta maaf satu sama lain maka Eun Hye-Gyeol akan terjun dari tempatnya duduk.
Tak ada yang tergerak untuk saling memaafkan, malah membuat bencana lain datang. Saat Eun Hye-Gyeol terkejut mendengar kedatangan bibi, kotak bebatuan yang tengah di pegangnya terjatuh.
Tangannya ia rentangkan sebisa mungkin untuk mencegah kotak bebatuan itu terjatuh. Tapi malang, Eun Hye-Gyeol tidak bisa menahan tubuhnya sendiri, ia terjatuh dari lantai 2.
Park Bok-Nyeo yang berada di bawah, dengan sigap menangkap Eun Hye-Gyeol. Eun Hye-Gyeol selamat.
Ayah yang cemas, tak ingin melihat Eun Hye-Gyeol terluka. Ia memberikan pelajaran, agar Eun Hye-Gyeol tak lagi-lagi melakukan tindakan bodoh seperti tadi, Ayah menampar pipi Eun Hye-Gyeol.
Eun Hye-Gyeol menangis dan meminta maaf dengan tulus. Namun, tetap saja, kejadian itu belum bisa menyatukan keluarga Gyeol. Permintaan Eun Hye-Gyeol agar kakak-kakaknya dan Ayah untuk berdamai, sama sekali tak diindahkan oleh kedua kubu itu.
Eun Hye-Gyeol bertanya dengan tulus, pertanyaan yang sama seperti yang tertulis di origami panda buatannya. "Ayah, apa kau membaca pesanku? Eun Hye-Gyeol mencintai Ayah. Apakah Ayah mencintai Eun Hye-Gyeol juga?" tanya Eun Hye-Gyeol. "Ayah?" Eun Hye-Gyeol tak menerima jawaban apapun karena Ayah terdiam.
Ayah masih belum bisa merasakan kenyamanan saat bersama anak-anaknya. Ia hanya menjawab, "I am sorry. I am sorry. " Permintaan maaf Ayah sama seperti pernyataan bahwa Ayah tak benar-benar menyayangi Eun Hye-Gyeol. Eun Hye-Gyeol menahan tangisnya.
Dalam keadaan genting seperti itu, Park Bok-Nyeo menyudahi pekerjaannya seketika jamnya berdenting mengingatkan bahwa kontrak kerja yang dilakukannya dengan Eun Hye-Gyeol telah habis. Park Bok-Nyeo meninggalkan rumah Gyeol, sebagai orang asing yang hanya menerima dan melaksanakan tugas yang diperintahkan kepadanya.
Apakah keluarga Gyeol akan bersatu kembali? Park Bok-Nyeo akan dipekerjakan oleh siapa lagi? Kejadian mengenaskan apa lagi yang harus keluarga Gyeol dapatkan? Apakah Ayah benar-benar tidak mencintai keempat anaknya? Bagaimana dnegan nasib selingkuhan Ayah?
Bersambung..
cuuuute
Ah.. too adorable.. too adorb..